Menko PMK Pastikan Pemulihan dan Relokasi Korban Banjir Bandang Ternate

: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meninjau lokasi terdampak serta mengecek langsung proses penanganan darurat bencana banjir bandang/Foto: KemenkoPMK


Oleh Putri, Rabu, 28 Agustus 2024 | 21:14 WIB - Redaktur: Untung S - 198


Jakarta, InfoPublik - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memastikan bahwa masyarakat terdampak banjir bandang di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya. Selain itu, Muhadjir juga berfokus pada solusi permanen untuk mencegah terulangnya bencana serupa.

Dalam kunjungannya pada Selasa (27/8/2024), Menko Muhadjir meninjau langsung lokasi terdampak serta mengecek proses penanganan darurat. Berdasarkan informasi dari pemerintah setempat, wilayah Kelurahan Rua sebelumnya merupakan ruas aliran air yang telah lama kering. Namun, banyak warga yang membangun pemukiman di sana karena dianggap aman.

Akibat hujan deras yang mengguyur Kota Ternate pada Minggu (25/8/2024), hampir seluruh rumah di kawasan tersebut tersapu oleh banjir bandang yang membawa material sedimentasi dan bebatuan dari gunung. Banjir ini mengakibatkan sedikitnya 19 orang meninggal dunia, dan 1 orang masih dalam pencarian. Selain itu, 25 rumah warga mengalami kerusakan berat.

Menko Muhadjir menegaskan bahwa lokasi terdampak bencana di Kelurahan Rua merupakan area rawan bencana dan tidak boleh lagi dijadikan wilayah pemukiman. Ia meminta agar BNPB, Pemerintah, dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) segera melakukan kajian untuk mencari lokasi pemukiman baru yang lebih aman.

"Sangat mungkin mereka yang tidak terdampak pun tetap harus direlokasi kalau mereka memang tinggal di lokasi yang berbahaya," ujar Menko Muhadjir melalui keterangan resmi yang diterima InfoPublik, Rabu (28/8/2024).

Untuk solusi jangka menengah, Menko Muhadjir menyebutkan rencana pembangunan Sabo Dam. Dengan adanya Sabo Dam, aliran air dan material sedimentasi dapat dihambat sehingga tidak langsung menghantam pemukiman. Selain itu, Sabo Dam akan memungkinkan adanya peringatan dini banjir, sehingga warga bisa lebih waspada dan siap untuk dievakuasi bila status siaga dinyatakan.

Menko Muhadjir juga menekankan perlunya pemerintah daerah menetapkan kawasan Kelurahan Rua sebagai kawasan terlarang untuk pemukiman. Seluruh warga yang berada di kawasan tersebut harus direlokasi ke tempat yang lebih aman, dengan lokasi relokasi yang akan diputuskan oleh Walikota dan Pemerintah Provinsi.

"Kita upayakan solusinya tuntas sehingga tidak boleh lagi terjadi kasus seperti ini di masa mendatang. Karena ini pasti pernah terjadi puluhan atau ratusan tahun yang lalu. Jika sudah ditetapkan sebagai kawasan terlarang, jangan lagi dijadikan tempat pemukiman," tegas Menko Muhadjir.

Banjir bandang yang menerjang Kelurahan Rua pada Minggu dini hari terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Ternate. Banjir tersebut membawa material tanah, pasir, dan batu dari gunung, menghantam sejumlah kawasan di Kelurahan Rua, dan menimbulkan kerusakan yang cukup parah. Tim SAR masih terus melakukan pencarian korban di lokasi banjir.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Sabtu, 21 Desember 2024 | 21:24 WIB
Kemenkes Luncurkan Hasil SKMRT di Indonesia
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Minggu, 22 Desember 2024 | 12:31 WIB
Korban Banjir Ternate Terima Bantuan Sembako Hingga Kursi Roda