Kemenko PMK Gelar Pelatihan Bantuan Hidup Dasar untuk Antisipasi Henti Jantung Mendadak

: Plt. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Nunung Nuryartono saat sambutan pelatihan bantuan hidup dasar/Foto: KemenkoPMK


Oleh Putri, Rabu, 28 Agustus 2024 | 09:18 WIB - Redaktur: Untung S - 149


Jakarta, InfoPublik – Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyelenggarakan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang merupakan bagian dari pertolongan pertama pada kasus henti jantung bagi para pegawai Kemenko PMK.

Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK, Nunung Nuryartono, menyampaikan bahwa pelatihan ini adalah bagian dari upaya preventif dalam mengantisipasi terjadinya kasus henti jantung yang sewaktu-waktu dapat dialami oleh rekan, keluarga, hingga masyarakat di lingkungan tempat tinggal.

“Banyak kasus henti jantung mendadak yang terjadi secara tiba-tiba. Kasus ini menjadi salah satu silent killer yang dapat menimpa siapa saja. Oleh karena itu, pelatihan ini penting untuk meminimalkan dampak fatal ketika kejadian henti jantung mendadak terjadi,” ujar Nunung, Selasa (27/8/2024).

Ia melanjutkan, pelatihan BHD sangat penting mengingat peristiwa henti jantung saat ini menjadi salah satu penyebab tertinggi kematian di berbagai belahan dunia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, lebih dari 50 persen kasus henti jantung terjadi di luar rumah sakit dan 90 persen di antaranya berakibat fatal karena tidak segera ditangani.

Oleh karena itu, Nunung menegaskan bahwa penting bagi setiap individu untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar dalam pemberian pertolongan pertama pada peristiwa tersebut.

Pelatihan BHD itu diyakini dapat meningkatkan peluang penyelamatan nyawa seseorang yang mengalami henti napas dan/atau henti jantung hingga 50 persen lebih tinggi jika dilakukan dalam 3-5 menit pertama setelah kejadian.

“Teknik BHD perlu diketahui oleh semua orang, tanpa terkecuali, karena kejadian penyakit ini tidak mengenal waktu dan tempat. Sebelum tenaga kesehatan menangani kejadian tersebut lebih lanjut, pertolongan awal oleh orang di sekitar korban bisa sangat menentukan,” tutup Nunung.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Kamis, 12 September 2024 | 22:09 WIB
Produksi Vaksin Dalam Negeri Perkuat Ketahanan Kesehatan Nasional