Paus Fransiskus ke Indonesia Bawa Pesan Perdamaian, Persaudaraan, dan Kemanusiaan

: Juru Bicara Panitia Kunjungan Paus Fransiskus, Rm. Thomas Ulun Ismoyo, Pr dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema ‘Kunjungan Paus Fransiskus Simbol Persahabatan Lintas Agama’, Senin (26/8/2024).. /Foto Istimewa/FMB9


Oleh Wandi, Senin, 26 Agustus 2024 | 17:50 WIB - Redaktur: Untung S - 377


Jakarta, InfoPublik - Juru Bicara Panitia Kunjungan Paus Fransiskus, Romo (Rm) Thomas Ulun Ismoyo, menyampaikan bahwa Paus Fransiskus dikenal sebagai pemimpin yang mengedepankan nilai-nilai universal lintas agama, ras, dan bangsa. Kehadirannya di Indonesia, sebuah negara yang dikenal dengan keragaman budaya dan agama, menjadi momen penting dalam membawa pesan perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan.

"Pesannya adalah menyapa umat, menguatkan, dan menyampaikan pesan perdamaian di mana pun berada," ujar Romo Ulun dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema Kunjungan Paus Fransiskus: Simbol Persahabatan Lintas Agama, Senin (26/8/2024).

Romo Ulun menjelaskan bahwa meski kunjungan ini sempat tertunda akibat pandemi COVID-19 pada 2020, Paus Fransiskus tetap memilih Indonesia sebagai salah satu dari empat negara yang dikunjungi pada bulan September setelah melalui berbagai proses diplomasi yang panjang.

"Indonesia tetap dipilih karena merupakan miniatur keberagaman yang senantiasa tumbuh meskipun terdapat tantangan-tantangan kecil," ujarnya.

Kunjungan Paus Fransiskus ini dijadwalkan akan berlangsung pada 3-6 September 2024. Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta pada 3 September sore, Paus Fransiskus akan beristirahat sebelum melanjutkan sejumlah agenda di Jakarta keesokan harinya.

Pada 4 September pagi, Paus Fransiskus diagendakan untuk bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara, dilanjutkan dengan pertemuan pribadi dengan para imam Serikat Yesus di Gereja Katedral Jakarta dan bertemu dengan kelompok pemuda religius di belakang Katedral.

Salah satu agenda penting lainnya dalam kunjungan ini adalah pertemuan Paus Fransiskus dengan para pemimpin lintas agama di Masjid Istiqlal. Pertemuan ini menjadi simbol persatuan dan toleransi antar umat beragama di Indonesia.

Romo Ulun menambahkan, dari Istiqlal, Paus Fransiskus akan melanjutkan agendanya dengan memimpin Misa Kudus di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) dan Stadion Madya, Senayan, yang diperkirakan akan dihadiri oleh sekitar 86.000 umat Katolik.

"Misa ini akan menjadi momen yang sangat istimewa, di mana Paus akan menyapa, menguatkan, dan menyampaikan kasih Allah kepada seluruh umat yang hadir," ucapnya.

Ia menyadari bahwa lokasi tersebut tidak dapat menampung seluruh umat Katolik di Indonesia. Oleh karena itu, panitia kunjungan telah menyiapkan berbagai fasilitas agar umat Katolik yang tidak dapat hadir langsung tetap bisa mengikuti Misa Kudus secara virtual.

"Kami akan menyediakan kanal online. Di Jakarta, gereja-gereja yang sama akan mengadakan Misa online, dan hal ini juga dilakukan di gereja-gereja di seluruh Indonesia. Jadi, jangan kecewa bagi yang tidak dapat hadir," tegasnya.

Romo Ulun menambahkan bahwa kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia juga akan menjadi ajang untuk menegaskan kembali pentingnya hidup dalam harmoni dan persatuan di tengah keragaman.

Penekanan pada keberagaman dan persaudaraan lintas agama juga menjadi salah satu sorotan dalam kunjungan ini. Contoh nyata dari semangat keberagaman ini adalah Terowongan Silaturahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta.

"Di negara lain membangun tembok pemisah, di negara kita membangun terowongan yang menghubungkan," tambahnya.

Dengan tema besar yang diusung, yaitu kemanusiaan, persaudaraan, dan lingkungan alam semesta, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat, bukan hanya umat Katolik, tetapi juga semua orang yang mencintai perdamaian dan harmoni.

"Mari kita sambut Paus Fransiskus sebagai pribadi yang memiliki pemikiran istimewa tentang kemanusiaan. Pemikiran Paus mengenai kemanusiaan dapat terus kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga peristiwa ini bukan hanya menjadi selebrasi menyambut satu orang, tetapi selebrasi menyambut kisah Tuhan yang harus kita wartakan," tutupnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 25 November 2024 | 08:25 WIB
Pertamina Eco RunFest 2024 Salurkan Donasi Kemanusiaan untuk Palestina Rp3,5 Miliar
  • Oleh MC GEREJA PROTESTAN MALUKU
  • Kamis, 7 November 2024 | 12:58 WIB
Prof. John Ruhulessin Dilantik Kembali Sebagai Ketua PMI Maluku Periode 2024-2029
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 5 November 2024 | 18:13 WIB
Indonesia dan PBNU Tebar Pesan Perdamaian melalui Konferensi Internasional Humanitarian Islam
  • Oleh Wandi
  • Selasa, 29 Oktober 2024 | 22:08 WIB
Masjid Istiqlal Didorong Menjadi Pusat Peradaban Keumatan Dunia
  • Oleh Untung Sutomo
  • Minggu, 20 Oktober 2024 | 23:28 WIB
Presiden Prabowo Jamu Tamu Negara di Istana Negara: Serukan Perdamaian Dunia