- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Kamis, 21 November 2024 | 21:19 WIB
: Sebanyak 12 karya siswa SMK Jurusan Tata Busana siap meramaikan kembali ajang Front Row Paris 2024 (Foto: Dok Kemendikbudristek)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Jumat, 23 Agustus 2024 | 18:40 WIB - Redaktur: Untung S - 257
Jakarta, InfoPublik - Sebanyak 12 karya busana siswa SMK jurusan Tata Busana siap mengharumkan nama Indonesia di ajang Front Row Paris 2024. Keikutsertaan para siswa di salah satu panggung mode paling prestisius dunia itu merupakan buah dari kerja sama yang baik antara Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, dan Indonesian Fashion Chamber (IFC). Kerja sama ini telah membuka jalan bagi karya siswa SMK untuk go international.
Keberhasilan siswa-siswa SMK menembus panggung mode di Paris tidak lepas dari peran program Upskilling dan Reskilling Berstandar Industri bagi Guru Vokasi Kompetensi Keahlian Bidang Bisnis dan Pariwisata yang diselenggarakan oleh BBPPMPV Bispar. Program itu telah memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan kompetensi para guru, yang kemudian diteruskan kepada siswa untuk mengembangkan ide-ide kreatif dan segar, sehingga karya mereka layak tampil di Paris.
Dalam Front Row Paris 2024, tiga SMK dari berbagai daerah di Indonesia akan menampilkan koleksi busana mereka, yaitu SMKN 6 Padang, SMKN 1 Kendal, dan SMKN 8 Makassar. Ketiga sekolah ini juga merupakan pelaksana program SMK Pusat Keunggulan dalam bidang tata busana.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BBPPMPV Bispar, Nahdiana, dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Jumat (23/8/2024) menyampaikan bahwa dukungan BBPPMPV Bispar dalam acara ini berupa pendampingan dan fasilitasi bagi para desainer muda dari ketiga SMK tersebut. "Dengan semangat Merdeka Belajar, para siswa diberikan kebebasan untuk berkreasi di bawah bimbingan guru yang telah mengikuti program Upskilling dan Reskilling. Ini menghasilkan koleksi busana yang layak untuk dibawa ke Paris," ungkap Nahdiana.
Menurutnya, karya siswa yang akan berangkat ke Paris telah melalui proses kurasi oleh IFC dan dinilai layak untuk tampil di Front Row Paris yang akan berlangsung pada 7 September 2024. Kesempatan ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para siswa untuk memperkenalkan potensi talenta fesyen vokasi Indonesia di pusat mode dunia.
"Semoga karya mereka berhasil menarik hati para pembeli di Paris dan layak dipasarkan di pasar Eropa melalui kolaborasi dengan industri ini," tambah Nahdiana.
Ketua Program Konsentrasi Keahlian Tata Busana SMKN 6 Padang, Wiswiltri, mengungkapkan kebanggaannya atas keikutsertaan salah satu siswanya dalam ajang bergengsi ini. "Ini akan menjadi motivasi besar bagi sekolah dan teman-teman lainnya," ujarnya.
Para siswa dari ketiga SMK ini akan menampilkan koleksi busana bertajuk "Dwipantara". Nama ini diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti "Pulau Tanah Seberang," melambangkan asal-usul para siswa dari berbagai pulau di Indonesia—Jawa, Sumatra, dan Sulawesi. Koleksi mereka memadukan wastra nusantara seperti tenun sengkang dari Bugis, yang menonjolkan keunikan daerah masing-masing.
Alifah Nailah Salsabila dari SMKN 8 Makassar, salah satu siswa yang berpartisipasi, mengaku bangga bisa berangkat ke Paris. "Saya membuat empat busana yang sempat mengalami beberapa kali revisi desain di bawah bimbingan guru dan desainer profesional," jelas Alifah.
Ali Charisma, Dewan Penasihat IFC, memuji koleksi siswa SMK ini sebagai karya yang sangat unik dan layak ditampilkan di Paris. "Koleksi ini menunjukkan kompetensi para siswa yang sangat potensial menjadi desainer muda Indonesia," kata Ali. Ia optimistis bahwa karya para siswa SMK ini akan diminati oleh pembeli di Paris, sebagaimana terjadi pada acara serupa di tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai informasi, Front Row Paris 2024 akan berlangsung pada 7 September 2024 di Salle Wagram Paris, menghadirkan 17 desainer, termasuk 15 desainer dari Indonesia dan dua desainer Prancis. Ali Charisma menyebut acara ini sebagai kesempatan emas bagi para desainer muda, khususnya dari SMK, untuk belajar dari desainer Prancis dan meningkatkan kompetensi mereka di kancah internasional.