Kampung Haji BPKH Diresmikan, Penyintas Bencana Terima Huntap

: Foto: Ismadi Amrin/InfoPublik


Oleh Isma, Rabu, 14 Agustus 2024 | 22:41 WIB - Redaktur: Untung S - 81


Sukabumi, InfoPublik - Penyintas bencana pergerakan tanah di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi akhirnya memiliki hunian tetap (huntap) setelah Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) meresmikan Kampung Haji di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (14/8/2024).

Kampung Haji BPKH merupakan hasil kolaborasi Pemerintah Kabupaten Sukabumi bersama Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan DT Peduli serta Dulux Indonesia selaku produsen cat.

Kampung Haji BPKH juga merupakan bantuan hunian tetap bagi ratusan warga Sukabumi yang terkena dampak bencana longsor pada 2019 lalu.

BPKH memberikan 129 hunian tetap untuk 129 kepala keluarga (KK) penyintas bencana tanah bergerak di Kabupaten Sukabumi.

Penyerahan ratusan hunian tetap itu dilakukan secara simbolis oleh Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah kepada sejumlah perwakilan warga di lokasi hunian yang dinamai Kampung Haji BPKH, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Bekasi, Rabu (14/8/2024).

Fadlul menjelaskan, pembangunan hunian tetap itu bagian dari Program Kemaslahatan BPKH yang juga melibatkan kerja sama sejumlah pihak, seperti Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi, Lembaga Amil Zakat Nasional Daarut Tauhiid Peduli, dan Dulux.

"Program kemaslahatan BPKH dilatarbelakangi kejadian (tanah bergerak) di Sukabumi pada 2019 silam," katanya saat memberikan sambutan pada penyerahan huntap itu.

Program Kemaslahatan wujud komitmen BPKH untuk ikut mengambil peran dalam mengatasi berbagai persoalan masyarakat. Dana Program Kemaslahatan berasal dari nilai manfaat dari pengembangan Dana Abadi Umat (DAU).

Selain berisikan hunian tetap, Kampung Haji BPKH di Sukabumi itu juga dilengkapi dengan beberapa sarana dan prasarana, antara lain masjid dan miniatur Ka'bah.

Ia mengharapkan pendirian miniatur Ka'bah memotivasi warga untuk mengunjungi Tanah Suci, baik untuk menunaikan ibadah umrah maupun haji.

Salah penyintas bencana longsor, Sutisna (45), tampak duduk sendirian di depan rumah barunya. Ia pun menyambut hangat kedatangan rombongan BPKH.

Saat ditemui InfoPublik, Sutisna mengaku doanya untuk memiliki tempat tinggal tetap telah terkabul.

Selama empat tahun terakhir ini, Sutisna hanya tinggal di tempat hunian sementara dan masih mengami trauma. Namun, kini dia bisa bernafas lega setelah mendapat bantuan rumah dari BPKH.

"Saya tinggal di sini bersama ibu. Saya bersyukur sekali sekarang punya hinuain tetap setelah empat tahun menunggu," ujar Sutisna.

Penyintas lainnya, Cecep Burhanudin (40) mengaku sengat terbantu dengan dibangunnya Kampung Haji BPKH ini. Karena, rumahnya sudah rata dengan tanah setelah terkena bencana Longsor pada 2019 lalu.

Selama lima tahun ini, ia dan keluarganya hanya tinggal di tempat hunia sementara. "Alhamdulillah, sangat dibantu banget dari BPKH juga, dari DT Peduli juga Alhamdulillah," kata Cecep.

Kini, Cecep berserta Istri dan dua anaknya bisa bernafas lega lantaran di Kampung Haji BPKH lebih aman dibandingkan tempat tinggalnya sebelumnya yang sering terjadi pergeseran tanah.

"Dengan dibantunya ini Alhamdulillah bisa berteduh. Alhamdulillah BPKH bisa membangun rumah yang layak ini dengan cepat sehingga saya dan keluarga punya hunian tetap," tutur Cecep.