- Oleh Dian Thenniarti
- Kamis, 15 Agustus 2024 | 23:42 WIB
: Dewan Pembina IPBN, Sapta Nirwandar, berbincang dengan Ketua Umum IPBN, Ayu Dyah Pasha, dan Ketua Harian IPBN, Bayu Adhitama bersama para pengurus baru Ikatan Alumni Putra Putri Batik Nusantara (IA PPBN) yang baru disahkan bersamaan dengan jumpa pers Pemilihan PPBN 2024 di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Selasa (13/8/2024). Foto: Untung Sutomo/InfoPublik
Oleh Untung Sutomo, Rabu, 14 Agustus 2024 | 06:45 WIB - Redaktur: Untung S - 534
Jakarta, InfoPublik - Ikatan Pencinta Batik Nusantara (IPBN) kembali menghadirkan ajang Pemilihan Putra Putri Batik Nusantara (PPBN) 2024, yang kali ini menggandeng Jeeves Indonesia dan mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia. Acara itu merupakan salah satu kompetisi duta budaya nasional paling bergengsi, yang telah memasuki penyelenggaraan ke-10 kalinya sejak pertama kali digelar sejak 2011 lalu.
PPBN 2024 menjadi ajang di mana para duta wisata dari berbagai daerah di Indonesia berkompetisi untuk mempromosikan batik sebagai warisan budaya bangsa yang tak ternilai.
Dalam jumpa persnya di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Selasa (13/8/2024), Ketua Umum IPBN, Ayu Dyah Pasha, menjelaskan bahwa IPBN sempat melakukan hiatus selama 4 tahun akibat pandemi COVID-19. Namun, kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat organisasi ini untuk melanjutkan program-programnya, terutama dalam hal pembinaan dan pemberdayaan generasi muda melalui ajang seperti PPBN.
"Dengan tagline 'Muda, Gaya, Berbudaya', PPBN 2024 kami dedikasikan sebagai wadah untuk menampilkan dan memperkenalkan kekayaan batik Nusantara kepada dunia, termasuk mengangkat kembali batik Bali yang akan menjadi salah satu highlight di ajang ini," ujar Ayu Dyah Pasha.
Pengakuan batik Indonesia sebagai "Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity" oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009, telah menempatkan batik sebagai salah satu simbol budaya Indonesia yang mendunia. Kini, dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah memiliki corak batik khasnya yang menjadi identitas budaya lokal yang harus dijaga dan dilestarikan.
Sapta Nirwandar, selaku inisiator, pendiri, dan Dewan Pembina IPBN, menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga dan melestarikan batik di tengah perkembangan zaman dan teknologi yang pesat. "Batik, sebagai bagian dari ekonomi kreatif, tidak hanya berfungsi sebagai identitas budaya, tetapi juga sebagai alat untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia, serta memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional," kata Sapta.
"Melalui PPBN, kami berharap kreativitas dan inovasi generasi muda dapat terus berkembang dan berkontribusi bagi keberlanjutan batik serta perekonomian bangsa," tambahnya.
Malam Final di Balairung Soesilo Soedarman Kemenparekraf RI
Ketua Harian IPBN, Bayu Adhitama, menuturkan setelah melalui proses seleksi yang ketat, para finalis PPBN 2024 akan memasuki masa karantina di Jakarta pada 21-27 Oktober 2024. Di masa karantina itu, mereka akan mengikuti berbagai agenda penting, termasuk Sashing Ceremony (upacara penyelempangan finalis), Batik Advocacy Show, di mana para finalis akan mempresentasikan misi mereka terkait batik daerah masing-masing, serta Batik Preliminary Night, di mana mereka akan unjuk bakat dan kemampuan persuasi.
Semua acara itu akan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Official Putra Putri Batik Nusantara, memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk turut menyaksikan proses terpilihnya PPBN 2024.
Puncak dari seluruh rangkaian acara itu adalah Batik Coronation Night yang akan diselenggarakan di Balairung Soesilo Soedarman, Kemenparekraf RI pada 26 Oktober 2024. Di malam final ini, para finalis akan bersaing untuk menjadi yang terbaik, dengan tugas utama sebagai agent of provocatory untuk mempromosikan batik baik di dalam maupun luar negeri.
"Para pemenang Putra dan Putri Batik Nusantara 2024 akan mendapatkan berbagai penghargaan, termasuk hadiah uang tunai sebesar Rp50 juta untuk juara pertama, Rp25 juta untuk juara kedua, dan Rp15 juta untuk juara ketiga," tutur Bayu.
Selain itu, terdapat pula penghargaan untuk pemenang favorit dan pemenang berbakat yang masing-masing akan menerima uang tunai Rp10 juta, serta pemenang persahabatan yang dipilih berdasarkan voting antar finalis dengan hadiah sebesar Rp5 juta. Lebih dari itu, pemenang pertama putra dan putri juga akan mendapatkan beasiswa S2 di LSPR Communication & Business Institute serta kesempatan untuk mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia melalui berbagai kegiatan di dalam dan luar negeri.
PPBN tidak hanya berhenti pada kompetisi saja, tetapi juga melanjutkan berbagai aksi nyata, seperti Gerakan Batik Muda Nusantara (GBMN), yang merupakan event promosi batik bagi kawula muda. Rencananya, GBMN akan dikembangkan menjadi "TIKFEST" (festival batik muda pertama dan terbesar di Indonesia) pada tahun depan. GBMN sendiri telah diselenggarakan sebanyak 8 kali sejak 2012 dan menjadi bagian dari tugas dan kerjasama antara para pemenang dan finalis setiap angkatan. Hingga kini, PPBN telah mengedukasi lebih dari 3.000 generasi muda di Indonesia dan ASEAN tentang batik.
Selain itu, PPBN juga terus membangun kerja sama dengan berbagai entitas, termasuk berbagai kedutaan besar negara sahabat di Indonesia, seperti Kedubes Swiss, Jepang, dan Spanyol. Hal itu menunjukkan komitmen PPBN untuk terus memperluas jangkauan promosi dan pelestarian batik Nusantara.
Pemilihan Putra Putri Batik Nusantara bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga menjadi kegiatan yang berdampak positif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya batik sebagai identitas budaya bangsa.
"Oleh karena itu, berbagai entitas, termasuk Bakti Budaya Djarum Foundation dan Taman Mini Indonesia Indah, terus memberikan dukungan terbaiknya untuk kelangsungan ajang ini, memastikan bahwa batik tetap menjadi bagian integral dari budaya dan ekonomi kreatif Indonesia," pungkasnya.