- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Sabtu, 2 November 2024 | 21:37 WIB
: Ilustrasi tempat pembuangan akhir sampah. Foto: Dok Biro Komunikasi Kemenparekraf
Oleh Untung Sutomo, Selasa, 13 Agustus 2024 | 01:15 WIB - Redaktur: Untung S - 206
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) memberikan apresiasi atas upaya Pemerintah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta dalam mengatasi persoalan sampah, terutama di kawasan wisata, yang bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya, menyampaikan dalam "The Weekly Brief With Sandi Uno" di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, pada Senin (12/8/2024), bahwa penutupan TPA Piyungan pada Mei 2024 memicu persoalan sampah di Kota Yogyakarta dan sekitarnya. “Isu ini memang cukup viral dan penanganan sampah sangat penting untuk pariwisata, karena kenyamanan adalah salah satu esensi dari pariwisata. Sampah bukan hanya mengganggu pemandangan, tetapi juga tidak baik untuk penciuman. Persoalan sampah juga merupakan bagian dari pariwisata berkelanjutan,” ujar Nia.
Plt. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi D.I Yogyakarta, Agus Priono, menjelaskan bahwa pengelolaan sampah menjadi tantangan tersendiri dalam menghadirkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan di DIY. Berbagai langkah telah diambil dengan melibatkan stakeholder dan elemen masyarakat, termasuk edukasi dan pendirian Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang saat ini masih dalam proses penyelesaian.
“Harapan kami dalam waktu dekat TPST dapat segera dirampungkan sehingga permasalahan sampah di DIY dapat diatasi, dan wisatawan bisa beraktivitas dengan nyaman,” ujar Agus.
Agus menjelaskan bahwa sebelumnya semua sampah dari wilayah DI Yogyakarta dikelola di TPA Piyungan, namun kini pengelolaan sampah dialihkan ke kabupaten/kota. “Aspek edukasi dan literasi mengenai sampah perlu terus didorong dari hulu hingga hilir. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, semua pihak perlu terlibat dalam menangani masalah sampah ini,” kata Agus. Meskipun pengelolaan sampah telah didelegasikan ke kabupaten/kota, pemerintah DIY tetap akan melakukan monitoring untuk memastikan proses tersebut berjalan dengan baik.
Singgih Raharjo, yang menjabat sebagai Kadispar Provinsi D.I Yogyakarta (Januari 2019 – Juli 2024) sekaligus PJ Walikota Yogyakarta (Juni 2023 - Mei 2024), berbagi kiat sukses dalam pengelolaan sampah. Menurutnya, ada sampah yang dipilah dan diolah sehingga hasilnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, termasuk dengan menggunakan teknologi seperti mesin RDF. “Ini juga menarik, ada industri pariwisata yang berhasil mengolah sampah organiknya, seperti Hotel Phoenix yang menggunakan teknologi sederhana untuk pengolahan sampah,” jelas Singgih.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai cara mengolah sampah di tingkat Kampung Wisata juga dilakukan bekerja sama dengan tim CSR Hotel Phoenix. Kampung Wisata tersebut kini menjadi daya tarik wisata edukasi pengolahan sampah secara mandiri.
“Kami juga mengedukasi masyarakat di kota dan kabupaten mengenai cara mengelola sampah. Bahkan, ada yang mampu menghasilkan pupuk organik cair, yang sangat bermanfaat bagi masyarakat,” tambah Singgih.