- Oleh Wandi
- Sabtu, 9 November 2024 | 10:52 WIB
: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas./Foto istimewa/Humas Kemenag
Jakarta, InfoPublik – Menteri Agama (Mendag) Yaqut Cholil Qoumas menyatakan bahwa Indonesia menjadi negara yang aman dan damai karena dipenuhi dengan toleransi dalam menyikapi perbedaan dan keragaman. Sikap toleransi ini muncul dari pemahaman yang kuat dari masing-masing pemeluk agama atas keyakinannya.
Pernyataan itu disampaikan Menag Yaqut usai berbicara dalam Dialog Kebangsaan dan Rapat Kerja Nasional Gekira di Jakarta, Sabtu (3/8/2024).
Menurut Menag, orang yang memahami agama akan semakin toleran terhadap perbedaan, termasuk dalam menyikapi masalah pendirian rumah ibadah, karena keragaman dan perbedaan adalah keniscayaan.
"Jadi orang yang ribut itu, orang-orang yang tidak mau ada orang yang berbeda itu, artinya dia kurang mendalami agama yang mereka yakini, bukan sebaliknya," ujar Gus Men, panggilan akrabnya.
"Kalau orang masih ribut-ribut, ada orang bikin gereja ditolak, itu artinya belum belajar agama dengan baik. Kalau dia belajar agama dengan baik, pasti tidak akan menolak pendirian rumah ibadah agama apa pun," sambungnya.
Islam Mengajarkan Toleransi
Menag juga menekankan bahwa Islam sebagai agama yang dianutnya mengajarkan sikap saling toleransi. Meski berbeda dalam keimanan, orang tetap bersaudara dalam kemanusiaan. "Lalu apa yang bisa menjadikan alasan buat saudaranya untuk menentang saudara lain mendirikan rumah ibadah? Tidak ada," tegasnya.
Gus Men yakin, sikap toleransi diajarkan di semua agama, bukan hanya monopoli satu agama. Oleh karena itu, agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu, dan lainnya, dipastikan menjunjung tinggi toleransi.
"Mari kita jaga keragaman yang dimiliki Indonesia, kita saling bertoleransi, kita saling membantu apa pun latar belakang kita. Hanya untuk Indonesia, hanya untuk Indonesia," tandasnya.