- Oleh Wahyu Sudoyo
- Kamis, 19 Desember 2024 | 22:52 WIB
: Wamenkominfo NEzar Patria (Humas Kominfo)
Oleh Wahyu Sudoyo, Senin, 29 Januari 2024 | 21:03 WIB - Redaktur: Untung S - 172
Jakarta, InfoPublik – Mahasiswa didorong selalu berpikir kritis terhadap beragam informasi yang beredar di dunia digital agar bisa membedakan informasi yang benar dan palsu.
"Berpikir kritis itu penting sekali. Dengan demikian, penggunaan akal sehat kita itu akan maksimal menghadapi berbagai macam ketidakmenentuan yang terjadi di depan dan juga kita menjadi lebih awas dalam menggunakan piranti digital ini," ujar Wakil Menteri Komunkasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, dalam keterangannya terkait acara Bedah Buku "Bernalar Sebelum Klik" di Palembang, Provinsi Sumatra Selatan, seperti dikutip pada Senin (29/1/2024).
Wamen Nezar mengatakan, saat ini Indonesia tengah melakukan transformasi digital sebagai bagian dari upaya memajukan bangsa.
Oleh karena itu, generasi muda diminta harus siap dan mumpuni dalam menghadapi perkembangan dunia digital yang pesat.
“Yang paling penting kesiapan generasi muda Indonesia. Garda terdepan sebetulnya, agen perubahan. Apa yang dibutuhkan di sana, generasi muda akan menjadi elemen sosial terpenting buat bangsa kita di 2030 sampai 2045, masa kita mendapatkan bonus demografi," jelasnya.
Dia mengingatkan, teknologi diciptakan untuk membantu manusia dengan mempermudah kerja dan harus diarahkan untuk kemaslahatan manusia.
"Jadi siapkanlah diri kalian, belajar terus dan terbuka pikiran dengan ide-ide baru yang inovatif, kreatif dan selalu berpikir positif," tutur Nezar Patria.
Lebih lanjut Wamen Nezar mengatakan, untuk mempercepat transformasi digital nasional, Kementerian Kominfo telah meluncurkan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) untuk mendidik masyarakat agar cerdas dalam memanfaatkan ruang digital.
Sejak 2017 sampai akhir 2023, tercatat lebih dari 24 juta orang yang terlibat dalam program literasi digital ini.
"Ini programnya cukup masif dan menjadi salah satu program Kementerian Kominfo dalam rangka transformasi digital masyarakat Indonesia. Kita ada goal di 2030 bahkan sampai 2045 Visi Indonesia Digital," kata Wamenkominfo.
Menurut Nezar Patria, Kementerian Kominfo telah berkolaborasi dengan 143 organisasi yang tergabung di Siberkreasi.
Selain itu, Kominfo telah menyiapkan empat modul literasi digital sebagai pilar literasi digital yang meliputi kecakapan digital, digital etics, digital culture dan digital safety.
“Sudah teruji selama hampir lima tahun. Jadi empat hal ini yang coba diajarkan kepada generasi muda dan juga masyarakat umum. Di komunitas, di sekolah itu diajarkan ini dan ini masih terus berlangsung. Tahun ini juga kita coba menjangkau jutaan orang lagi untuk bisa terlibat dalam literasi digital, baik secara offline maupun secara online," ujar dia.
Saat ini GNLD juga telah berlangsung secara intensif di Jawa dan kini akan dimeratakan ke seluruh penjuru negeri.
"Sumatera, Kalimantan dan wilayah Indonesia Timur sekarang jadi prioritas literasi digital untuk mengatasi yang namanya digital divide. Ini kita coba atasi dengan satu program di 2024 sampai 2026, paling tidak orientasi ke luar Jawa itu akan lebih besar," tutup Wamenkominfo.
Turut hadir dalam acara itu, Penulis Buku Bernalar Sebelum Klik Agus Sudibyo, Kepala Dinas Kominfo Provinsi Sumatra Selatan Rika Efianti, Wartawan Senior Maspril Aries, Wartawan Senior Hadi Prayogo, dan perwakilan mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Palembang.