Ekstraksi Ultrasound untuk Pemanfaatan Potensi Desa Berbasis Buah dan Sayur

:


Oleh G. Suranto, Senin, 17 April 2023 | 18:22 WIB - Redaktur: Untung S - 202


Jakarta, InfoPublik - Sebagai tindak lanjut pemanfaatan potensi Desa Cihanjuang, Subang oleh Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG) BRIN dan PT. Duta Selera Pertiwi (DSP) berbasis buah-buahan dan sayuran.  Pada 2023 ini dilakukan penjajagan kolaborasi riset dengan PT.ANIMO RESTO PRIMERA, pada Senin (10/4/2023) lalu.

Kepala PRTTG, Achmat Sarifudin mengatakan, sebelumnya sudah pernah dilakukan kerja sama riset dengan PT DSP. "Hal ini merupakan salah satu goals dari BRIN untuk bisa berkolaborasi dengan mitra-mitra industri, karena nantinya dari mitra industri akan bisa mendeliver atau komersialisasi teknologi yang akan dikembangkan," papar Achmat Sarifudin, seperti dikutip dalam laman BRIN di Jakarta, Senin (17/4/2023).

“Pada naskah kerja sama yang nantinya dituangkan adalah pengembangan teknologi proses ekstraksi ultrasound dan produksi untuk meningkatkan kualitas produk pangan Fungsional.  Sebagai seorang periset diharapkan bisa memberikan terobosan-terobosan baru dalam rangka peningkatan kualitas, efisiensi dan efektifitas dalam hal ini untuk kualitas produk pangan fungsional,” ungkap Achmat.

Achmat melanjutkan bahwa terkait dengan produk pangan yang diuji dengan teknologi terstandar sesuai dengan prosedur, sehingga produk tersebut bisa dipertanggung jawabkan ketika akan dilakukan komersialisasi kepada masyarakat. Dengan adanya kolaborasi ini produk yang nantinya akan diciptakan harapannya bisa diterima di pasaran dan sesuai dengan standar, serta dalam konteks kerja sama dengan mitra adalah proses yang terkait dengan scale up, sehingga riset tidak hanya berhenti pada laboratorium, namun akan masuk kepada proses pada lingkup industri dalam hal ini PRTTG bisa melakukan scale up peralatan minimal pada pilot plant atau bahkan pada skala industri.

Dari PT. ANIMO RESTO PRIMERA, Yunus Ciptawilangga menyatakan sangat mendukung kebijakan yang dilakukan oleh BRIN yakni yang terkait dengan kolaborasi riset dengan swasta, sehingga hasil dari riset tersebut tidak hanya pada lab atau sebatas pada buku namun bisa dimanfaatkan.  Hasil riset bisa mendukung industri serta industri bisa memanfaatkan dengan baik hasil riset tersebut.

Yunus menambahkan, telah ada pengembangan produk dari ekstrak bunga telang oleh teman, namun belum bisa disampaikan pada kesempatan ini. "Potensi  Indonesia begitu kaya, SDM nya banyak yang berkualitas sehingga pada pengolahan produk yang bisa dikerjasamakan oleh industri Indonesia bisa menjadi negara yang luar biasa dan besar serta bisa melakukan eksport tidak hanya import produk," kata Yunus.

Peneliti PRTTG/penanggungjawab kegiatan PRTTG : Hari Hariadi menyatakan kegiatan ini merupakan kegiatan tahun kedua dalam kerja sama  riset eksternal, pada tahun pertama telah dibuat produk susu yang diperkaya dengan bunga telang dan bahan lainnya, Pada tahun ini dibuat produksi untuk meningkatkan produk pangan dengan proses ekstraksi ultrasound.

Pemilihan ekstraksi ultrasound pada bahan lokal dilakukan dengan menggunakan pengeringan beku (untuk publikasi) dan untuk industri  dilakukan pengeringan semprot.  Kegiatan ini bertujuan untuk optimalisasi formula bubuk, serta mesing pengering, aplikasi dan perizinan produk.  Aspek strategis untuk UMKM sama seperti tahun kemarin, serta masuk dibantu atau didanai oleh PT. DSP.

Sudah ada empat  hasil riset yang bisa digunakan untuk riset selanjutnya oleh CV Trijaya Mandiri Persada. PT Animo Resto berkontribusi dalam penyediaan/fasilitasi tempat produksi dan pendanaan, serta dari BRIN dilakukan menggunakan pendanaan ELSA Point.  Untuk pendanaan sudah disepakati dengan pendanaan industri (mahasiswa akan mereimburse langsung kepada perusahaan). Untuk kegiatan ini juga ada keterlibatan tujuh orang mahasiswa ( 5 mahasiswa S1 dan 2 orang mahasiswa S2).

Terkait dengan kerja sama, Koordinator Layanan Kerja Sama Jabar I, Rutiana Meilisa menyampaikan bahwa untuk paten berada di Direktorat Manajemen Kekayaan Intelektual (MKI), namun setelah riset bisa ditandatangani Kerja Sama lisensi pada Deputi Sistem Alih Teknologi (DASAT) yang akan mencari mitra strategis untuk melakukan lisensinya.

“Saat ini dari DASAT sedang memetakan paten dan lisensi dari semua pusat riset, sebaiknya dari pusat riset bisa juga melakukan pro aktif untuk mengkomersilkan lisensinya.  Untuk tahapan berikutnya akan dilakukan drafting awal kerja sama untuk di proses pada BRIN. Dari lingkup kerja sama dirasa sudah cukup jelas begitu pula dengan anggota tim juga sudah jelas berasal dari multi unit kerja dan untuk payung hukum sebaiknya dibuat dari PRTTG saja," ungkapnya.

Dari pertemuan itu harapannya akan segera ditindaklanjuti dengan penyusunan draft naskah Perjanjian Kerja Sama berdasarkan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan.  Juga diharapkan nantinya kerja sama  riset bisa berjalan dengan baik dan menghasilkan beberapa output, baik publikasi, paten serta produk yang dikembangkan bisa dimanfaatkan dan dikomersialisasikan oleh masyarakat secara luas melalui lisensi oleh industri.

Sumber Foto: Humas BRIN