:
Oleh Wahyu Sudoyo, Minggu, 15 Januari 2023 | 06:33 WIB - Redaktur: Untung S - 226
Jakarta, InfoPublik – Desa-desa di Indonesia dinilai telah membuktikan ketangguhannya menghadapi berbagai krisis yang menguji fondasi pembangunan, termasuk dampak pandemi COVID-19.
“Krisis demi krisis terus menguji fondasi pembangunan nasional kita. Namun desa-desa Indonesia telah membuktikan ketangguhannya. Desa mampu menjadi penahan, penopang kesatuan negara republik Indonesia,” ujar Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi, dalam keterangannya terkait acara International Conference on Sustainable Rural Development in Border Areas di Kupang, pada Sabtu (14/1/2022).
Selain dihadiri pejabat tinggi madya dan pratama di lingkungan Kemendes PDTT, acara ini juga dihadiri oleh pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) serta mitra kerja Kemendes PDTT baik di dalam maupun di luar negeri.
Wamendes PDTT mengatakan, ketangguhan terhadap krisis bisa terwujud karena adanya pembangunan desa yang berkelanjutan di berbagai daerah.
"Pembangunan desa menjadi keniscayaan dalam upaya mewujudkan masyarakat yang makmur, sejahtera, dan percaya pada demokrasi serta kemampuannya untuk menciptakan masyarakat yang adil, merata, makmur serta inklusif," imbuh Budi Arie.
Dia juga mengatakan, saat ini dunia telah berubah lebih cepat, banyak disrupsi, banyak persoalan-persoalan baru dan tantangan-tantangan baru yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Hal itu dinilai menjadi ancaman baru yang bisa berpengaruh terhadap pencapaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.
“(Oleh karenanya) Kemendes PDTT mencoba menawarkan konsep SDGs Desa yang diharapkan dapat mengakselerasi pencapaian target-target SDGs global, setelah dimodifikasi dan dilokalkan pada tingkat desa, dan melalui intervensi kebijakan yang berbasis pada pendataan mikro di level desa,” jelas dia.
Menurut Wamendes PDTT, SDGs Desa telah berkontribusi positif terhadap keberhasilan Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19 dan seluruh dampak yang ditimbulkannya.
Untuk itu, dia berharap keberhasilan pencapaian SDGs Desa ini dapat berkontribusi pada 80 persen pencapaian SDGs nasional Indonesia.
“Di tingkat internasional, konsep SDGs Desa telah mendapat rekognisi dari sejumlah mitra pembangunan seperti UNDP, dan IFAD, dan selanjutnya kami menyambut hangat negara-negara lain atau mitra pembangunan lainnya yang ingin mengetahui dan mempelajari lebih jauh tentang konsep ini,” jelas Budi Arie.
Dia menambahkan, melalui pelaksanaan Konferensi ini, Kemendes PDTT ingin berkolaborasi dengan negara-negara lain dan mitra pembangunan yang hadir untuk menginisiasi pelembagaan satu platform jejaring Kerjasama antar desa, yang melintasi batas negara.
Platform ini diharapkan dan menjadi wadah pertukaran pengetahuan dan pengalaman, serta mendiskusikan segala hal terkait pembangunan desa, yang secara aktif melibatkan kepala desa, atau perwakilan masyarakat desa itu sendiri, dan bukan sebatas pertemuan para pejabat penyusun kebijakan saja.
“Saya ingin menambahkan satu lagi pemikiran terakhir sebelum saya menyimpulkan. Kolaborasi dan SDGs Desa bukanlah tujuan itu sendiri, melainkan hanya sebuah alat untuk mencapai tujuan. Pada akhirnya, kolaborasi dan SDGs Desa tersebut harus membawa manfaat langsung bagi rakyat dan berkontribusi sebagai bagian dari sebuah solusi,” pungkas Wamendes PDTT.
Foto: Angga/Humas Kemendes PDTT