Imut, Anak Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon Diberi Nama LordZac

:


Oleh Wahyu Sudoyo, Minggu, 18 Desember 2022 | 12:24 WIB - Redaktur: Untung S - 272


Jakarta, InfoPublik – Salah satu dari dua anak Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus) berjenis kelamin laki-laki yang lahir di habitat alaminya, Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Provinsi Banten diberi nama LordZac.

"Kelahiran baru dua anak badak Jawa ini membuktikan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) terus berupaya meningkatkan populasi badak Jawa dan memastikanmya tidak akan punah,” ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK), Siti Nurbaya, dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik pada Sabtu (17/12/2022).

Kelahiran satwa terancam punah ini diketahui melalui rekaman yang diperoleh Tim Monitoring Badak Jawa Balai TNUK melalui kamera perangkap (camera trap).

Dari rekaman camera trap diketahui jika anak badak Jawa pertama berjenis kelamin jantan dengan ID. 089.2022, terekam  pada 18 September 2022 pukul 08.29 WIB dari induk yang bernama Ratu (ID. 035.2011).

Selain itu terekam pula anak badak yang belum dapat diketahui jenis kelaminnya, namun telah diberikan ID. 090.2022, lahir  dari induk yang bernama Menur (ID. 063.2015).

“Dengan gambaran ini, disamping  rekaman kelahiran berbagai satwa liar lainnya dalam tahun 2022 dan dalam beberapa tahun terakhir ini, menunjukkan optimisme perlindungan satwa liar di Indonesia yang semakin baik dengan kerja keras berbagai pihak, dan tentu saja akan terus kita perbaiki," tutur dia.

Menteri Siti mengatakan, kelahiran baru anak badak Jawa ini merupakan usaha rutin dan terus-menerus dari Tim Monitoring Badak Jawa Balai TNUK yang bekerja tanpa mengenal lelah pada tingkat tapak.

Dia berpesan agar jajaran tidak boleh terlena dengan kegembiraan kelahiran anak Badak Jawa ini karena belum aman dari berbagai gangguan seperti aktifitas perburuan, predator (ajag/anjing hutan), penyakit, kemungkinan inbreeding (perkawinan sedarah), dan bencana alam.

"Kita dan semua pihak yang membantu dalam upaya pelestarian Badak Jawa tidak boleh lengah dan selalu mengantisipasi terhadap setiap ancaman yang mungkin akan terjadi," imbuh Menteri LHK.

Menurut Menteri Siti, monitoring Badak Jawa merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan dalam rangka upaya mendapatkan data time series salah satu spesies kunci yang dimiliki YNUK, selain Owa Jawa (Hylobates Moloch) dan Banteng Jawa (Bos Javanicus).

"Terima kasih kepada Tim Monitoring Badak Jawa Balai TNUK yang telah berupaya memberikan yang terbaik dalam memonitor keberadaan badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon, serta peran semua pihak yang turut membantu dalam menjaga dan melestarikannya," pungkas Menteri Siti.

Foto: Biro Humas KLHK