Masyarakat Sehat, Indonesia Maju

:


Oleh Jhon Rico, Selasa, 10 November 2020 | 18:47 WIB - Redaktur: Untung S - 2K


Jakarta, InfoPublik - Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Kuwat Sri Hudoyo yakin 'Indonesia Maju' akan tercapai di tahun 2024 jika masyarakat Indonesia sehat secara sosial, ekonomi dan fisik.

Menurut dia, untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu pilar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah di bidang kesehatan.

"Yang mana kalau masyarakat Indonesia sehat, secara komprehensif baik secara sosial, ekonomi, fisik maupun spiritual dan hidup produktif maka Indonesia Maju akan dicapai pada tahun 2024 nantinya," ujar dr. Kuwat dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) Satu Tahun Joko Widodo- Ma'ruf Amin, dengan tema" Pembangunan Sumber Daya Manusia" di Ruang Serbaguna Lantai 1, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Jalan Medan Merdeka Barat No.9 Jakarta, Selasa (10/11/2020).

Ia menjelaskan, strategi Kemenkes adalah dengan meningkatkan kesehatan ibu dan anak, percepatan perbaikan gizi masyarakat, peningkatan pengendalian penyakit, pembudayaan masyarakat hidup sehat dan penguatan sistem kesehatan.

Grand desain yang telah ditetapkan Kemenkes adalah melalui program Indonesia Sehat. Cangkupan kesehatan semesta ditopang oleh lima pilar diantaranya, penguatan upaya kesehatan masyarakat dengan pendekatan siklus hidup, penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, peningkatan pencegahan dan pengendalian tenyakit, pengelolaan kedaruratan kesehatan masyarakat, peningkatan SDM kesehatan dan peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif.

Hal ini dilakukan melalui program teknis dan program generik salah satunya adalah menurunkan angka prevalansi stunting setiap tahunya.

"Diharapkan nanti akan terjadi penurunan prevalensi angkat stunting sampai angka 14 persen pada 2024. Dimana tahun lalu kita sudah mencapai angka 27,7 persen. Ini tantangan yang berat untuk mewujudkan SDM yang berkualitas adalah menurunya angka prevalensi stunting, karena diharapkan SDM kita akan lebih baik jika angka stunting turun," papar dia.

Selain itu, jelas dia, setiap tahun indikator kesehatan ibu dan anak pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. "Memang data ini baru sampai 2019. Namun di 2020 ditengah pandemi ini, kegiatan- kegiatan kesehatan banyak yang tertunda atau kurang berjalan maksimal, karena difokuskan pada penanganan Covid-19," kata dia.

Sedangkan terkait program jaminan kesehatan nasional (JKN) Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kuat memaparkan, sampai dengan September 2020 tercatat ada 222,4 juta kepesertaan. Jumlah ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 2019 yakni 224, 1 juta jiwa.

Penurunan jumlah kepesertaan JKN khususnya yang didaftarkan oleh Pemda, dikarenakan kecukupan anggaran di daerah dengan pemberlakuan penyesuaian iuran pada tahun 2020 menjadi Rp 42 ribu perbulan perjiwa.

Penurunan juga terjadi pada segmen pekerja penerima upah yang terdampak PHK sejak pandemi Covid-19. "Pada pandemi Covid-19 ini cukup banyak segmen pekerja yang terkena PHK sehingga kepesertaan dalam program JKN pun terpaksa berhenti karena keterbatasan pembiayaan," ujar dia.

Kendati demikian, Kuat menegaskan, bahwa kunjungan pelayanan kesehatan JKN hingga Sepember 2020 masih sangat baik, yakni sebanyak 274, 19 kunjungan.

Kemenkes pun melakukan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular, imunisasi, program kefarmasian dan alkes, pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan, serta membangun rumah sakit dan Puskesmas di Perbatasan dan daerah tertinggal.

Turut tampil sebagai narasumber Diskusi Media FMB9 adalah Menteri Sosial, Juliari. P Batubara, Staf Ahli Menteri Kominfo, Prof. Henry Subiakto dan Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Prof. Ir Nizam M.Sc, Ph.D.

Kegiatan FMB9 juga bisa diikuti secara langsung di www.fmb9.go.id, FMB9ID_ (Twitter), FMB9.ID (Instagram), FMB9.ID (Facebook), dan FMB9ID_IKP (Youtube).