:
Oleh Astra Desita, Jumat, 17 November 2017 | 06:40 WIB - Redaktur: Juli - 684
Jakarta, InfoPublik - Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali menggelar Malam Anugerah Kita Harus Belajar (Kihajar) 2017.
Penghargaan diberikan kepada para kepala daerah yang telah menunjukkan kepedulian dan komitmen terhadap pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk dunia pendidikan dan kebudayaan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyerahkan Anugerah Kihajar kepada 15 kepala daerah, di antaranya enam gubernur dan delapan walikota/bupati. Selain itu, Anugerah Kihajar juga diberikan kepada para pemenang Kuis Kita Harus Belajar (Kihajar), pemenang Festival Video Edukasi dan Lomba Mobile Kihajar, serta penghargaan Radio Peduli Pendidikan dan Kebudayaan.
“Tahun ini menjadi tahun yang ke-6 Kemendikbud memberikan apresiasi yang tinggi kepada pemerintahan kabupaten/kota dan provinsi atas segala upayanya dalam membuat kebijakan, mengembangkan, serta mengimplementasikan TIK,” ujar Kepala Pustekkom Gogot Suharwoto, pada jumpa pers di Gedung Kemendikbud Senayan Jakarta, Kamis (16/11) malam.
Anugerah Kihajar untuk gubernur, bupati/wali kota diberikan sebagai penghargaan kepada pemerintah daerah yang berprestasi dalam pendayagunaan TIK untuk pendidikan. Penganugerahan didahului pendaftaran dan pelengkapan berkas oleh Dinas Pendidikan provinsi, kabupaten atau kota pada bulan Agustus hingga awal Oktober 2017.
Proses kemudian berlanjut pada penilaian yang dilakukan pada bulan Oktober hingga awal November 2017. Tim juri yang menilai terdiri dari praktisi TIK, akademisi, perwakilan media, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta internal Kemendikbud.
Enam Kepala Daerah yang menerima penghargaan terkait pengembangan TIK di antaranya untuk tingkat pertama diberikan kepada Gubernur Sulawesi Utara, tingkat madya diberikan kepada Gubernur Jawa Barat, dan tingkat utama diberikan kepada Gubernur Jawa Tengah. Selain itu penghargaan khusus diberikan kepada Gubernur Jawa Timur, Gubernur Maluku, serta Gubernur Kalimantan Selatan.
Anugerah Kihajar juga diberikan kepada sembilan bupati/wali kota, antara lain penghargaan tingkat pertama diberikan kepada Wali Kota Pontianak, dan Wali Kota Kediri. Penghargaan tingkat madya diberikan kepada Bupati Semarang dan Wali Kota Bandung. Penghargaan tingkat utama diberikan kepada Wali Kota Jambi, dan Wali Kota Surabaya. Sedangkan Wali Kota Pekanbaru, Wali Kota Padang Panjang, dan Bupati Dharmasraya akan menerima penghargaan kategori khusus.
Festival Video Edukasi dan Lomba Mobile Kihajar
Pemenang dari kategori pelajar adalah Khelda Dewi Suryani (SMAN 6 Padang, Sumatra Barat); dari kategori mahasiswa adalah Primus Bere Boe (Universitas Timor, Nusa Tenggara Timur); dan dari kategori guru diraih oleh Asih Wahyuni (SMPN 4 Satu Atap Karangmoncol, Purbalingga, Jawa Tengah); dan untuk kategori umum diraih oleh Andik Surya Danirisko (Ponorogo, Jawa Timur). Festival video edukasi diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Media Televisi (BPMTP) yang merupakan salah satu unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Pustekkom.
Lomba Mobile Kihajar mengajak masyarakat untuk berperan serta dalam mengembangkan bahan ajar multimedia. Lomba yang diselenggarakan Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan (BPMPK) ini berlangsung sejak bulan April sampai dengan Agustus 2017.
Adapun pemenang untuk kategori pelajar adalah Akhdan Rasiq Gumelar (SMK Telkom Jakarta) dengan karya berjudul "JepangIN". Sedangkan untuk kategori guru diraih oleh Agus Arifin Anwar (SD Islam Al Azhar 28 Solo Baru) yang membuat media belajar multimedia terkait organ tubuh manusia. Pemenang untuk kategori umum diraih oleh Alvin Lutfianda (Cimahi, Jawa Barat) dengan karya berjudul "Super Budi".
Apresiasi kepada Radio Peduli Pendidikan dan Kebudayaan diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan (BPMRPK). Seleksi berlangsung pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2017. Untuk tahun ini, apresiasi diberikan kepada LPPL Radio Kota Batik Pekalongan dengan program yang bertajuk "Asal Usul".
Sebanyak 120 siswa terbaik yang terseleksi dari kuis harian Kihajar diundang ke Jakarta untuk mengikuti seleksi tingkat nasional. Sebelumnya, kuis Kihajar tingkat provinsi dilakukan serentak antara bulan Agustus sampai dengan Oktober 2017 yang meliputi dua kegiatan, yaitu pemilihan finalis yang masing-masing merupakan tiga peringkat teratas siswa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas/sederajat; tes terkait kompetensi yang diukur berupa keterampilan (skill) dalam pemanfaatan TIK, yaitu membuat proyek dalam bentuk digital.
Anugerah Kihajar, yang diselenggarakan setiap tahun sejak tahun 2005, diharapkan dapat menjadi tolok ukur perkembangan TIK untuk pendidikan di Indonesia. Gelaran Kihajar juga menjadi wadah tahunan bagi para pemangku kepentingan untuk dapat mempublikasikan karya, berbagi ide, saling menginspirasi, dan memperoleh informasi terkini.