Menkes: ICMM untuk Kolaborasi dan Berbagi Pengetahuan Masalah Darurat Kesehatan

:


Oleh Reporter, Jumat, 27 Oktober 2017 | 08:27 WIB - Redaktur: Juli - 253


Jakarta, InfoPublik - Pertemuan International Commitee on Military Medicine (ICMM) bertujuan untuk membentuk kolaborasi dan berbagi pengetahuan terkait penanganan masalah darurat kesehatan dalam skala internasional. Kolaborasi dilakukan antara masyarakat, pemerintah, dan TNI untuk bersama-sama waspada apabila terjadi darurat kesehatan.

“Melalui kolaborasi ini, kami memiliki visi yang sama, yakni menginginkan dunia yang aman dari ancaman masalah kesehatan dunia,” kata Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek, pada penutupan Pertemuan International Commitee on Military Medicine (ICMM) di Jakarta, Kamis (26/10) seperti yang disampaikan dalam rilis Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes.

Kolaborasi itu, tambah Menkes Nila, dapat dicapai dengan komitmen yang kuat terutama di layanan kesehatan militer. Selain itu diperlukan kerjasama erat antar sektor, seperti di bidang pertanian, pendidikan, keamanan, termasuk bidang kesehatan militer.

“Saya berharap kita dapat membangun komitmen kuat, tanggung jawab dan yang paling penting untuk berkontribusi pada pengembangan rencana tindakan nasional untuk keamanan kesehatan,” katanya.

Layanan kesehatan militer dapat dilakukan untuk melindungi, mencegah, mendeteksi, dan menanggapi kejadian kesehatan masyarakat global yang terjadi secara alami.

Kemenkes menyebutkan dunia telah mengalami ancaman keamanan kesehatan yang terus meningkat dari berbagai jenis infeksi menular seperti Ebola, MERS CoV, H1N1, Zika dan juga bahaya non-infeksi, termasuk potensi pelepasan bahan kimia. Beberapa di antaranya menyebabkan kerugian besar dalam hal kehidupan manusia, aspek sosial ekonomi, modal politik dan kesejahteraan.

“Situasi ini membutuhkan perhatian institusional yang mendesak dan kebijakan terpadu dari tingkat nasional sampai global,” kata Nila.

Kolaborasi membentuk mekanisme kerangka kerja terinci, struktur komando yang jelas, kemampuan yang selaras, ketersediaan akses terhadap sumber daya manusia dan operasional untuk melakukan respons kesehatan. Selain itu juga kemampuan untuk visualisasi dan validasi data surveilans secara cepat.

Pertemuan ini dihadiri oleh petinggi kesehatan militer dan sipil dari 50 negara. Hasil dari pertemuan ini diharapkan terbentuknya kerangka kerja sama formal untuk mencegah, mendeteksi, dan menghadapi kedaruratan kesehatan masyarakat.