:
Jakarta, InfoPublik - Kesehatan jiwa sering tidak menjadi perhatian sebagai aspek kunci kesehatan bagi para pekerja. Kementerian Kesehatan menyebutkan sebanyak 14,7 persen masyarakat di Indonesia mengalami masalah kesehatan jiwa di tempat kerjanya.
Memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia pada 10 Oktober mendatang Kementerian Kesehatan mengajak seluruh lapisan masyarakat mewujudkan Indonesia yang sehat jiwanya, khususnya di lingkungan Kerja.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan Fidiansjah mengatakan hari kesehatan jiwa dunia ini, merupakan kesempatan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk bahu membahu dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat jiwanya.
"Berbicara soal kesehatan tidak bisa lepas dari kesehatan jiwa. Aspek fisik dan mental pada kesehatan sangat berhubungan erat. Pekerja sehat adalah modal keluarga bahagia. Pribadi yang sehat terbina dari jiwa yang sehat. Maka dari itu penting bagi pekerja untuk tetap sehat agar keluarga bahagia," katanya dalam temu media menyambut Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, di Kemenkes Jakarta, Kamis (5/10).
Menurutnya satu dari 6,8 orang mengalami masalah kesehatan jiwa di tempat kerjanya atau sebesar 14,7 persen. Di Indonesia, dilakukan survei pada salah satu perusahaan kimia dengan melibatkan lebih dari 1900 pekerja, lebih dari 20 persen mengalami gangguan mental emosional.
Beberapa penyebab stres terkait pekerjaan adalah ritme kerja yang tinggi dan tekanan waktu. Lalu kurang jelasnya penerapan aturan dalam pekerjaan, jam kerja panjang, pengembangan karir yang buruk, penghasilan rendah, serta terjadinya pelecehan seksual dan atau psikologis.
Fidi menuturkan cara untuk menghadapi stres terkait pekerjaan antara lain, sediakan beragam aktivitas kesehatan seperti latihan fisik ringan dan teknik relaksasi selama setengah jam, dua minggu sekali dapat membantu menurunkan respon stres dan dapat meningkatkan produktivitas.
"Stres dapat diredakan manakala pekerja berbagi kekhawatirannya tentang masalah pekerjaan, krisis kehidupan, masalah keluarga, pemberian rawatan, dan metode manajemen stres. Kelompok dukungan seperti ini dapat bersifat permanen dan melibatkan pekerja dari semua tingkat," ungkapnya.