Gubernur DKI Tekankan Pentingnya Kepedulian Terhadap ODMK

:


Oleh G. Suranto, Rabu, 30 Agustus 2017 | 15:12 WIB - Redaktur: Juli - 366


Jakarta, InfoPublik – Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menekankan pentingnya penanganan Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Karena selama ini, masih banyak orang yang tidak peduli, bahkan kerap mengolok-olok mereka.

“Justru yang mengolok-olok itu yang nggak normal, bukan mereka,” kata Djarot pada Peluncuran dan Diskusi Buku Inovasi Penanganan ODMK dan ODGJ Provinsi DKI Jakarta, Rabu (30/8).

Disebutkan, bahkan masih ada stigma dari masyarakat termasuk keluarga. Orang dengan gangguan jiwa tidak diterima oleh masyarakat, bahkan ada pula yang dipasung. Sebenarnya, perhatian kepada orang dengan gangguan jiwa itu bagian dari kepedulian terhadap sesama saudara. Harus ada uluran tangan untuk membantu mereka agar pulih kembali.

“Semakin tinggi tekanan hidup, semakin besar berpotensi orang normal terkena gangguan jiwa, baik di negara berkembang atau negara maju,” ujarnya.

Artinya, kata dia, semua orang bisa terkena gangguan jiwa tidak hanya orang miskin. Siapapun bisa kena karena tidak mengenal status sosial. Hal terburuknya adalah bunuh diri, sehingga perlu perhatian dari pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi permasalahan orang gangguan jiwa.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Masrokhan mengemukakan, peluncuran buku Penanganan ODMK dan ODGJ di Provinsi DKI Jakarta untuk menjawab tingginya prevalensi ODMK dan ODGJ di Jakarta.

“Ini untuk mengatasi tingginya jumlah warga binaan sosial di panti yang mencapi 2.962 orang. Sedangkan kapasitas panti hanya 1.700 orang,” katanya.

Melalui buku itu, warga binaan panti akan diberikan metode penanganan yang efektif berupa Terapi Kolaboratif Terinstagrasi. Buku itu disusun oleh berbagai rumpun pakar yang ahli di bidangnya masing-masing.

“Kami mengumpulkan pakar itu ke dalam tujuh rumpun. Rumpun psikofarmakologi, psikiatri, perawat, psikologi klinis, psikologis komunitas, pekerja sosial, dan unsur kelompok pendukung lainnya,” paparnya.

Mereka menuangkan gagasan dan ide ke dalam bentuk buku untuk diimplementasi dalam pemulihan ODMK dan ODGJ. Harapannya penanganan itu dapat mengembalikan kepulihan ODMK dan ODGK agar kembali ke masyarakat.

Disebutkan, ini juga tidak bermaksud mengambil alih peran dan fungsi instansi terkait. Ini adalah upaya pencarian solusi terbaik dalam mengatasi stagnasi rehabilitasi ODMK dan ODGJ di DKI Jakarta.

“Semoga ini menjadi inspirasi bagi mereka yang berkecimpung dalam penanganan ODMK dan ODGJ. Kita bisa saling melengkapi pola penanganannya. Daerah lain pun bisa ikut memberikan perhatian terhadap ODMK dan ODGJ,” ungkapnya.