Menristekdikti Luncurkan Lima Produk Hasil Litbang Radioisotop dan Radiofarmaka Batan

:


Oleh G. Suranto, Senin, 19 Juni 2017 | 19:58 WIB - Redaktur: Juli - 1K


Jakarta, InfoPublik – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir meluncurkan lima produk hasil penelitian dan pengembangan (litbang) radioisotop dan radiofarmaka yang dilakukan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).

Selain itu, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan kontrak kerja sama pengembangan teknologi industri antara Kemenristekdikti dan Batan.

“Mou dan Launching produk hasil litbang ini, tujuannya menghilirisasikan hasil-hasil riset kepada dunia industri dan masyarakat," kata Mohamad Nasir di Pusat Teknologi Industri Radoisotop dan Radiofarmaka (PTRR)-Batan, Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Senin (19/6).

Menurutnya, produk yang dihasilkan tersebut, merupakan hasil dari penelitian yang sudah dikembangkan sejak lama oleh para peneliti di lingkungan Batan. Hasil-hasil penelitiannya sudah sangat baik, dan telah dimanfaatkan oleh industri yaitu PT Kimia Farma.

Lima produk radioisotop dan radiofarmaka Batan yang diluncurkan yakni Kit radiofarmaka MDP, Kit radiofarmaka MIBI, Kit radiofarmaka DTPA, Radiofarmaka bertanda 153 Sm-EDTMP, dan Radiofarmaka bertanda 131 I-MIBG.

Menristekdikti menyambut baik langkah Batan dalam melakukan hilirisasi hasil litbangnya. “Produk-produk nuklir telah memberikan kontribusi yang besar dalam bidang kesehatan, energi, pertanian, industri, pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Salah satunya adalah pemanfaatan radiofarmaka di bidang kesehatan,” paparnya.

Ia mengungkapkan bahwa Kemenristekdikti berkomitmen untuk mendukung pengembangan riset dan pengembangan teknologi nuklir di Indonesia.

Sebagai bentuk dukungan dalam pengembangan tersebut, Kemenristekdikti antara lain melalui Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan memberikan dukungan pendanaan dalam skema Program Pengembangan Teknologi Industri dan Insentif Sistem Inovasi Nasonal (INSINAS).

"Total alokasi dana yang disiapkan untuk mendukung riset dan pengembangan sebanyak Rp81 milyar. Oleh karena itu Kemenristekdikti mendorong LPNK di bawah Kemenristedikti, baik itu BPPT, LIPI, BATAN, Bapeten, LAPAN,  maupun BSN, diharapkan bisa memanfaatkan anggaran tersebut,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi Pendayagunaan Teknologi Nuklir Hendig Winarno mengatakan, produk Batan telah masuk e-katalog LKPP, sehingga memudahkan dalam pemesanan. Produk pertama yang diuncurkan adalah Kit MIBI yang berfungsi untuk mendiagnosis fungsi jantung dan mengevaluasi fungsi otot jantung. Kedua Kit MDP, berfungsi mendiagnosis sejauh mana penyebaran kanker ke tulang.

Ketiga adalah DTPA untuk mendiagnosa fungsi ginjal, dan keempat radiofarmaka Senyawa Bertanda 153 Sm-EDTMP atau samarium, untuk terapi paliatif atau mengurangi rasa nyeri kepada penderita kanker, dan yang kelima radiofarmaka senyawa bertanda 131 I-MIBG untuk mendiagnosa kanker neuroblastoma atau sistem saraf pada anak-anak.

Presiden Direktur PT Kimia Farma Honesti Basyir dalam kesempatan tersebut, mengatakan, menyambut baik kerja sama yang terjalin dengan Batan. Disebutkan, saat ini sudah ada 11 produk Batan yang telah dihilirisasikan dan digunakan oleh Kimia Farma.