:
Jakarta, InfoPublik - Rumah Sakit Penyangga Perbatasan (RSPP) Betun menjadi satu-satunya fasilitas layanan kesehatan rujukan rakyat Republik Indonesia yang berbatasan dengan wilayah Negara Republik Demokratik Timor Leste.
Bupati Malaka Stefanus Brian Seran mengatakan, melengkapi jenis layanan di perbatasan menjadi salah satu faktor penguat rasa nasionalisme. "Hal ini juga agar masyarakat tidak mencari layanan di tempat lain. Justru yang dari luar harus ke sini," ungkapnya.
Stefanus mengungkapkan, meski berstatus wilayah pemekaran dari Kabupaten Belu, Ia ingin ada percepatan pemenuhan fasilitas penunjang untuk meningkatkan RSPP Betun agar dapat berkelas D. Sehingga bersifat transisi dengan kemampuan memberikan pelayanan dokter umum dan gigi.
Rumah Sakit yang terletak di Jalan Sukabihanawa Desa Kamansa Kecamatan Malaka Tengah ini juga menapung pasien rujukan yang berasal dari Puskesmas.
Ia melanjutkan, yang paling dibutuhkan saat ini adalah tenaga kesehatan spesialis. "Malaka memiliki tiga masalah besar yaitu kurangnya kandidat spesialis, banyak yang tak lolos penerimaan masuk seleksi spesialis, dan membuat betah dokter," ujarnya.
Dari pengamatannya, target jangkauan RSPP Betun belum tercapai karena jenis layanannya minim. Saat ini, hanya terdapat empat dokter ahli, yang idealnya butuh tujuh dokter spesialis. Antara lain yang belum terpenuhi adalah dokter spesialis kandungan, anestesi, bedah, radiologi, dan gizi.
“Kadangkala mereka hanya setahun bertugas sudah keluar. Maka, kini kami sediakan insentif memadai dan fasilitas penunjang dokter lainnya,” pungkas Stefanus.