BPPT Kembangkan Teknologi Penambangan Emas Tanpa Merkuri

:


Oleh G. Suranto, Rabu, 5 April 2017 | 13:26 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Jakarta, InfoPublik - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan teknologi pengelolaan penambangan emas tanpa merkuri bagi pertambangan skala kecil.

Direktur Pusat Teknologi Sumberdaya Mineral BPPT Dadan M Nurjaman mengatakan tercatat 850 lokasi penambangan emas skala kecil  dan terus menerus memakai teknik merkuri. “BPPT terus mendorong agar pengolahan tambang emas tidak memakai merkuri. Selama dua tahun, BPPT telah melakukan kajian, inovasi teknologi pengelolaan emas yang bebas merkuri, dan akan diterapkan kepada pertambangan skala kecil,” kata Dadan saat acara jumpa pers di BPPT, Rabu (5/4).

Berdasarkan kajian dan data yang dimiliki, mayoritas penambangan emas skala kecil atau rakyat masih menggunakan teknik amalgamasi menggunakan merkuri. Padahal, untuk penambangan skala besar atau industri, teknik amalgamasi telah ditinggalkan karena berbahaya dan tidak efisien.

Menurut Dadan, sebenarnya ada alat pengolahan dalam pertambangan emas yang tidak membahayakan. Misalnya untuk tipe endapan emas sekunder yang terdapat di sungai, pemisahannya cukup menggunakan grafitasi, tanpa menggunakan bahan kimia, karena secara alamiah sudah terpisahkan dari butir-butir yang lebih besar, dan bisa dilakukan pembakaran langsung untuk mendapatkan emasnya.

Sedangkan untuk endapan emas primer yang ukurannya sangat halus, tidak bisa dilakukan secara grafitasi. Pelarutnya menggunakan bahan kimia, diantaranya sianida. “Namun, kita dengan pendekatan terintegrasi antar pengolah dan proses kimia dengan dampak penanganan lingkungan. Supaya bahan kimianya sebelum dilepas ke ke lingkungan sudah aman,” paparnya.

Disebutkan, secara ekonomi penggunaan merkuri dengan bahan kimia, berdasarkan penelitian menggunakan merkuri recovery-nya sangat rendah, emas terektrasi oleh merkuri di bawah 50 persen, tetapi dengan menggunakan bahan kimia bisa 80 persen. Berarti, perolehan emasnya lebih banyak dengan menggunakan bahan kimia, walaupun investasi segi peralatannya lebih tinggi dibanding dengan merkuri.

“Tapi di sisi lain banyak keuntungan, disamping masalah ekonomi, juga dampak terhadap lingkungan. Kalau dengan non merkuri itu bisa di atasi, tapi kalau merkuri dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan berdampak pada kesehatan,” ujarnya.

Oleh karena itu, Pusat Teknologi Sumberdaya Mineral BPPT, berupaya untuk mencari reagen untuk memisahkan emas secara aman. Pendekatan reagen yang berbahaya harus ada antisipasi bagaimana pengolahannya supaya dampaknya tidak merusak lingkungan.

Ia menambahkan, tahun 2017 ini, BPPT akan melakukan uji coba pengelolaan penambangan emas tanpa merkuri di Pacitan, dan Banyumas, bekerjasama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).