Turunkan AKI dan AKB, Kemenkes Galakkan Program Emas

:


Oleh Putri, Jumat, 10 Maret 2017 | 04:09 WIB - - 1K


Jakarta, Infopublik - Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan USAID menggalakan program Expanding, Maternal, dan Neonatal Survival (Emas) sebagai upaya untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan bayi baru lahir (AKB).

Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Eni Gustina mengatakan, selama  rentan waktu lima tahun program Emas ini sudah menunjukkan perbaikan kinerja.

Menurutnya, bila berbicara mengenai kematian ibu dan bayi, ada tiga hal yang harus dilhat yaitu sistem pelayanan dasar, sistem pelayanan rujukan, dan sistem proses rujukannya itu sendiri.

“Kegiatan yang dilakukan adalah adanya penguatan akuntabilitas bagi peningkatan kebijakan dan pemenuhan sumber daya serta melibatkan pemerintah daerah selaku stake holder, upaya peningkatan kualitas, serta upaya peningkatan sistem rujukan,” katanya saat temu media di Jakarta, Jumat (10/3).

Selain itu, dilakukan melalui penguatan keterlibatan secara keseluruhan dari pemangku kepentingan tingkat nasional, tingkat provinsi, tingkat kabupaten kota dan sampai dengan tingkat pelaksana melalui pembelajaran program Emas ini.

Emas bekerja di enam provinsi yang AKI dan AKB-nya tinggi, yaitu mencapai 50 persen, antara lain di Sumatera Utara, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. "Dari enam provinsi ini Emas bekerja di 30 kabupaten kota, 150 rumah sakit, dan 300 puskesmas," ujarnya.

Data Kemenkes menyebutkan, AKI menunjukkan angka 359/100.000, dan yang tertinggi di Asia Tenggara. Sebanyak 8800 ibu meninggal setiap tahun dari penyebab kematian yang dapat dicegah terkait proses kehamilan dan kelahiran. Sementara sebanyak 66000 bayi baru lahir meninggal setiap tahun di Indonesia.

"Bulan pertama kehidupan adalah adalah yang paling berbahaya. Faktanya 60 persen kematian bayi terjadi dalam bulan pertama kehidupan. Angka terakhir untuk AKI di 2016 sebanyak 4834 jiwa dan di 2015 sebanyak 4897 jiwa, sedangkan untuk 2014 berjumlah 5378 jiwa. Jadi sebanyak 15 ibu meninggal setiap harinya,” katanya.