Korban Banjir Longsor di Kabupaten 50 Kota, Jadi Enam Orang

:


Oleh H. A. Azwar, Selasa, 7 Maret 2017 | 09:01 WIB - Redaktur: Juli - 325


Jakarta, InfoPublik - Penanganan darurat bencana banjir dan longsor terus dilakukan selama masa tanggap darurat hingga 9 Maret 2017 mendatang di kabupaten 50 kota, Sumatera Barat, korban meninggal dilaporkan bertambah menjadi 6 orang.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Senin (6/3) menyatakan, jumlah korban dengan adanya laporan dari lapangan bertambah menjadi 6 orang.

"Hingga Minggu (5/3) pukul 21.30 WIB, Posko Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Kabupaten 50 kota melaporkan 6 orang meninggal dunia dan 2 luka berat akibat banjir dan longsor," kata Sutopo, Senin (6/3).

Adapun korban meninggal dunia yakni Doni Fernandes (33 tahun) karena tertimbun longsor; Teja (19 tahun) karena tertimbun longsor; Yogi Saputra (23 tahun) karena tertimbun longsor; Karudin (25 tahun) karena tertimbun longsor; Muklis (45 tahun) karena hanyut banjir; dan Bayi (2 hari) karena terendam banjir. Sementara korban luka berat karena longsor adalah Syamsul Bahri (22 tahun) dan Candra (42 tahun).

Sutopo menambahkan, informasi dari Posko, bayi meninggal di Puskesmas Pangkalan. Kronologinya setelah prosesi kelahiran di Puskesmas kemudian bayi dimasukkan inkubator pada Rabu (1/3). Saat masih dalam inkubator tiba-tiba air deras masuk dan merendam Puskesmas Pangkalan sehingga bayi tidak dapat diselamatkan pada Kamis (2/3). “Saat kejadian listrik padam karena banyak tiang listrik roboh terkena longsor,” ujarnya. 

Banjir dan longsor terjadi pada 25 titik (13 titik longsor dan 12 titik banjir). Longsor tersebar pada 9 titik di Kecamatan Pangkalan. Sedangkan banjir tersebar pada 7 kecamatan dengan titik banjir tertinggi mencapai 1,5 meter di Kecamatan Pangkalan yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Batang Maek di Kecamatan Pangkalan, sungai Batang Kapur di Kecamatan Kapur IX, sungai Batang Sinamar di Lareh Sago Halaban dan sungai Batang Harau di Kecamatan Harau.

Hingga saat ini akses jalan nasional yang menghubungkan Sumatera Barat-Riau putus dan belum dapat dilalui akibat longsor. Sebagian material longsor sudah dibersihkan dengan mengerahkan alat berat. Namun ada ruas jalan yang longsor dan ambles sehingga perlu perbaikan.

Sementara, kondisi listrik belum semuanya pulih. Longsor menyebabkan beberapa instalasi milik PLN rusak. Akibatnya 117 gardu listrik terpaksa dipadamkan dan 14.657 pelanggan PLN tak teraliri listrik. Perbaikan jaringan listrik terkendala pada jalan yang rusak dan tertimbun longsor. PLN Wilayah Sumbar saat ini terus berupaya untuk memperbaiki jaringan listrik yang terputus itu.

Sutopo menjelaskan, BNPB terus mendampingi BPBD dalam penanganan darurat. Kepala BNPB, Deputi Penanganan Darurat BNPB dan personil Tim Reaksi Cepat telah berada di lokasi bencana. Koordinasi dengan Bupati Kabupaten Limapuluh Kota dan unsur lainnya dilakukan. BNPB juga menyerahkan bantuan Rp500 juta dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat kepada BPBD kabupaten. 

Menurut Sutopo, BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, Tagana, PMI, SKPD, relawan dan masyarakat melakukan penanganan darurat. Bantuan terus dikirim ke lokasi bencana. Sebagian besar masyarakat telah kembali ke rumah masing-masing membersihkan rumah karena banjir sudah surut.

"Kebutuhan mendesak saat ini adalah alat berat, mobil tanki air, makanan siap saji, permakanan, air bersih, peralatan rumah untuk membersihkan lumpur, obat-obatan," kata Sutopo.