:
Oleh Astra Desita, Senin, 13 Februari 2017 | 14:13 WIB - Redaktur: Juli - 886
Jakarta, InfoPublik - Pemerintah Indonesia dan Belanda mendiskusikan langkah kerja sama kedua negara dalam upaya peningkatan kolaborasi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan pendidikan tinggi, dalam pertemuan The 1st Indonesia - Netherlands Joint Working Group (JWG) on Higher Education and Science (HES).
Pertemuan tersebut diwakili Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Belanda Mariette Jet Bussemaker, sebagai tindak lanjut dari MoU antara Indonesia dan Belanda di bidang Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan pada April 2016 lalu.
JWG ini akan membahas mengenai beberapa topik yang tertuang dalam Road Map of Horizon 2022: Higher Education and Science yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Na'im, dan Deputy Director General Vocational Education and Training, Higher Education and Science Netherlands I.J Inge Vossenaar di Kemenristekdikti Jakarta, Senin (13/2).
Topik-topik tersebut antara lain membahas langkah kedua negara dalam mempersiapkan sumberdaya manusia (peneliti, dosen, pelajar) yang berkualitas bagi dunia. Dalam hal ini, peningkatan kapasitas SDM terutama bagi Indonesia yang memiliki bonus demografi besar akan diimplementasikan melalui pertukaran sejumlah kesepakatan dan program beasiswa.
Hal yang juga menjadi perhatian adalah pengembangan dan penilaian kurikulum dan kualifikasi, termasuk joint/double degrees), peningkatan jaringan yang kuat ke pasar tenaga kerja melalui program magang dan proyek-proyek riset terapan oleh pelajar di kedua negara, termasuk untuk program pendidikan vokasi di perguruan tinggi. Dalam hal ini kedua negara sepakat untuk meningkatkan kapasitas para staf yang terkait dengan pendidikan tinggi vokasi.
Selain itu, kolaborasi riset dan inovasi yang fokus dan intensif, Joint research yang akan dibangun berbasis jaringan, kerja sama dan agenda riset yang sudah ada di kedua negara serta kebutuhan sosial dan politik, juga mengenai pendanaan sinergis.
Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan, akan menugaskan tim yang tergabung dalam joint working group untuk menciptakan mekanisme pendanaan gabungan untuk peningkatan kapasitas beasiswa bagi pelatihan dan gelar, mengatur program double/joint degree dan aktivitas riset bersama. "Topik penguatan jaringan dukungan alumni juga akan dibahas, para pelajar dan alumni di beberapa area kerja sama terpilih akan saling bertukar pengalaman," ujarnya.
Nasir juga mengungkapkan, kolaborasi ini akan memberikan kedua negara manfaat yang signifikan termasuk peningkatan kapasitas bilateral di area-area prioritas, dan pengembangan hubungan dan jaringan personal yang baik. Disebutkan saat ini jumlah mahasiswa Indonesia di Belanda mencapai angka 1600-an, atau kedua terbanyak setelah Inggris.
Dengan adanya kerja sama ini, Belanda akan lebih menjadi pilihan. Prioritas program studinya meliputi maritim, teknologi informasi, kesehatan dan obat, water management. "Selain itu, politeknik di Indonesia juga akan didorong untuk bekerja sama dengan Belanda sehingga para dosen dan lulusannya nanti tidak hanya mengantongi ijazah saja tapi juga sertifikat, bahkan sertifikat internasional," jelasnya.
Di saat yang sama Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Belanda Mariette Jet Bussemaker menegaskan, pertemuan JWG adalah konsekuensi dari MoU yang telah ditandatangani tahun lalu. JWG punya tanggung jawab besar dalam mengimplementasikan aktivitas-aktivitas MoU tersebut.
"Saya berharap JWG dapat memformulasikan prioritas-prioritas yang harus dilakukan. Kita harus membuat pilihan yang tepat dan berkualitas. Hal ini sangat penting, untuk menghubungkan aktivitas-aktivitas apa saja yang dilakukan di Belanda dan Indonesia," ujarnya.