:
Oleh Astra Desita, Senin, 16 Januari 2017 | 09:51 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K
Cikarang, InfoPublik - Menristekdikti Muhammad Nasir menegaskan bahwa Kapal Pelat Datar 10 GT (Groos Tone) untuk para nelayan di Indonesia yang akan diproduksi secara masal oleh anak Indonesia bahan materialnya 100 persen dari bahan baja dalam negeri.
"Kapal tersebut akan diproduksi setelah keluar sertifikasinya yang membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan," tutur Menristekdikti Mohamad Nasir saat jumpa pers usai meninjau pembuatan bodi kapal di Kantor PT Gunung Steel Grup, Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (15/1).
Mudah-mudahan setelah sertifikasi keluar, maka saya yakin kapal ini akan bersaing di Indonesia dan dunia. "Insya Allah akan bersaing di kelas dunia," tegas Nasir.
Menristek juga mengatakan saya sudah berbicara dengan Menteri KKP, Ibu Susi dan dia sangat setuju dan setelah keluar Sertifikasi , maka akan diambil alih oleh Kementerian KP.
Kapal ini kata Nasir mempunyai kecepatan, 24,5 knot, sedangkan engine yang digunakan adalah 50 persen dari 350 HP yang digunakan kapal lain, tapi dengan kapal ini dengan model V yang ini hanya menggunakan 170 HP dengan kecepatan yang sama dan manufer yang bagus dan ini yang harus kita kembangkan.
Untuk daya angkut kapal pelat datar lanjut Nasir, dapat mengangkut 25 penumpang, sedangkan untuk membawa ikan dapat mengangkut 5-6 ton dan membawa jumlah 6-7 penumpang.
Untuk harga kapal yang dibuat dari bahan baja ini lebih murah dibandingkan dari kapal yang bahannya terbuat dari kayu maupun dari fiber glass. Untuk kapal baja ini haraganya hanya Rp.275juta bandingkan dengan kapal yang dari kayu harganya Rp.350juta dan kapal dari bahan fiber harganya mencapai Rp.420 juta. "Jadi mengenai harga jauh lebih murah dibandingkan bahan kapal dari kayu dan fiber," tutur Nasir.
"Keuntungan dari kapal ini adalah bisa didaur ulang dan kekuatannya bisa bertahan selama 20 tahun, ini adalah keuntungan yang luar biasa bagi para nelayan, sehingga ke depan para nelayan tidak akan merugi terlalu besar bila kapal ini rusak ," tegas Nasir.
Juga keuntungan kapal ini adalah bila dalam kecepatan tertentu, kapal ini bisa melayang di atas air. " Ke depan kapan ini juga bisa diproduksi untuk militer dengan dilengkapi persenjataan dengan kecepatan bisa mencapai 50 knot," tutur Nasir.
Nasir menambahkan, Juragan Kapal adalah perusahaan pemula berbasis teknologi yang bergerak di bidang desain dan produksi kapal baja. Produk awalnya adalah Kapal Pelat Datar ini. "Ini produk pertama mereka dengan pembinaan langsung Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) Universitas Indonesia dan Kemenristekdikti sejak 2013," kata Nasir.
Menurut Nasir, program ini merupakan instrumen kebijakan dalam bentuk skema pendanaan, untuk lembaga IBT dan PPBT sebagai tenan dalam melakukan proses inkubasi. "Ke depan kami harapkan adanya daya saing perusahaan pemula, dan mampu bertahan serta berkembang di pasaran global," pungkas Nasir.
Sementara itu Adi Lingson selaku pembuat dan perancang kapal mengatakan, produk ini merupakan teknologi kapal inovatif yang menggunakan baja sebagai material utama.
"Maka dinamai dengan Pelat, karena konstruksi badan kapal ini dibangun dengan pelat-pelat baja datar, yang tidak melewati proses pelengkungan yang umumnya ada pada konstruksi kapal baja," kata Adi.
Adi menjelaskan, teknologi ini menyederhanakan konstruksi hingga menghasilkan produk kapal yang 30 persen lebih cepat proses produksinya. Selain itu juga, 25 persen lebih murah biaya produksinya dibanding kapal baja pada umumnya.
Adi mengatakan, penggunaan baja sebagai alternatif lain dari material kayu dan fiberglass, membuat produk kapal ini menjadi lebih kuat, lebih stabil, tahan lama, bisa didaur ulang, hingga ramah lingkungan. "Ini juga sebagai tujuan memutus ketergantungan terhadap kayu sebagai material utama pembuatan kapal, tanpa menghilangkan kearifan lokal," pungkas Adi.