Hasil Riset Harus Dikomersialisasikan Agar Bermanfaat Bagi Masyarakat

:


Oleh G. Suranto, Kamis, 12 Januari 2017 | 12:04 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Jakarta, InfoPublik - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengatakan riset-riset yang dihasilkan anak bangsa jangan hanya berhenti di perpustakaan, tetapi harus dikomersialisasikan sehingga bermanfaat bagi masyarakat.

“Saya merasa bangga betul. Semoga produk ini bisa mengambil pasar, network harus kita bangun. Mudah-mudahan produk ini bisa kompetitif, punya nilai tambah, dan menjadi kebanggaan,” ujar Nasir saat kunjungan kerja ke PT. VS Technology Indonesia, Rabu (11/1).

Dirinya merasa bangga, karena para peneliti Indonesia telah mampu menciptakan smartphone yang sebentar lagi akan diproduksi perdana secara massal. Produk tersebut dikembangkan oleh ITB, melalui skema pendanaan inovasi perguruan tinggi di Industri, dimana Kemenristekdikti pada tahun 2016 memberikan pendanaan kepada ITB untuk mengembangkan dan menghilirisasikan produk smartphone 4G.

Fitur-fitur yang ada dalam smartphone ini antara lain yakni fitur short message service (SMS), browsing, VOIP Call dan streaming youtube, dan model smartphone ini telah mendapatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 20,2 persen pada akhir 2016.

Disebutkan, angka pengguna smartphone di Indonesia kini mencapai sekitar 25 persen dari total penduduk atau sekitar 65 juta orang. Ia menilai jumlah tersebut merupakan market potensial dari produk ini.

Pengguna perdana karya anak bangsa ini nantinya adalah para anggota Forum Silaturahmi Masjid Serantau, dimana anggotanya memiliki jaringan yang bagus dalam memberdayakan dan menyebarluaskan produk tersebut, sehingga targetnya, masyarakat dapat aware, bahwa produk ini kebanggaan Indonesia.

Menurutnya, ponsel pintar ini nantinya akan diadopsi dan dilanjutkan produksi massalnya oleh Koperasi Digital Indonesia Mandiri (KDIM/Digital Coop) dengan bekerjasama antara ITB, PT. Jalawave Integra, PT. VS Technology Indonesia, dan PT TSM.

Sementara itu, Ketua Umum KDIM, Henry Kasyfi mengatakan, bentuk koperasi merupakan badan yang sangat tepat untuk melakukan penjualan ponsel ini. “Koperasi lain bisa melakukan investasi, tapi tidak memiliki hak suara. Jadi benar-benar berbasis kerakyatan dimana anggotanya adalah WNI. Hanya dengan menabung di koperasi para anggota akan mendapatkan ponsel pintar buatan anak bangsa. Dan setiap dua tahun sekali ponsel tersebut akan diganti dengan tipe baru,” jelasnya.

Pihaknya menegaskan business model tersebut diharapkan menjadi model nasional yang dapat menegakkan teknologi digital yang mandiri.