Bendung Dampak Negatif Gadget, Kembalikan Anak pada Permainan Tradisional

:


Oleh H. A. Azwar, Rabu, 4 Januari 2017 | 08:55 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 2K


Jakarta, InfoPublik - Berawal dari keprihatinan pada anak Indonesia yang hampir tidak mengenali lagi permainan tradisional, seperti, congklak, petak umpet, atau ular tangga, Kampanye Melestarikan Permainan Tradisional akan digelar di sejumlah Ruang Publik Terpadu  Ramah Anak (RPTRA).

Kampanye Melestarikan Permainan Tradisional bertajuk Traditional Games Returns (TGR), akan berlangsung di 70 RPTRA di Jakarta pada 8 Januari 2017. “Anak-anak saat ini lebih memilih bermain gadget dan menonton video di youtube. Kondisi ini dipengaruhi kemajuan teknologi, yang menjadikan anak-anak mudah mengakses beragam aplikasi di gadget. Tapi di sisi lain, berdampak negatif yang menjadikan anak-anak cenderung individualistis, karena mereka lebih senang memainkan permainan di gadget sendirian,” ungkap Citra Demi Karina, Fasilitator Forum Anak, melalui Siaran Pers yang diterima InfoPublik, Rabu (4/1).

Forum Anak merupakan Tim Traditional Games Returns, gabungan Mahasiswa London School of Public Relations Jakarta, Forum Anak Jabodetabek, dan Fasilitator Forum Anak Jakarta.

Pendapat Citra didukung oleh fakta banyaknya orangtua mengeluh karena anak-anaknya kecanduan permainan-permainan modern (ceritanet.com). Sebanyak 70 persen anak-anak di Asia Tenggara lebih suka menghabiskan waktu luang untuk bermain games di perangkat mobile ketimbang bermain permainan tradisional (techno.id).

Kondisi inilah yang membuat tim Kampanye TGR ingin mengajak anak-anak melestarikan lagi permainan-permainan tradisional yang sudah mulai dilupakan. “Kami sangat antusias ingin mengajak anak-anak untuk bermain bersama teman-temannya, tidak cuma berdiam diri di depan gadget, sehingga tumbuh kembali rasa kebersamaan bersama lingkungannya,” kata Citra Demi Karina salah seorang tim TGR yang merupakan Fasilitator Anak DKI Jakarta tentang kampanye TGR yang mengusung slogan ‘Lupakan Gadgetmu, Ayo main di luar!'

Sementara itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Republik Indonesia sebelumnya juga melakukan kegiatan Festival Permainan Anak di Taman Mini Indonesia Indah awal Desember kemarin. Untuk itu KPPPA mendukung penuh kampanye ini dalam upaya melestarikan permainan tradisional yang akan diselenggrakan oleh Tim TGR, yang dimana anggota timnya ialah para Forum Anak yang merupakan wadah partisipasi anak.

Adapun ragam permainan tradisional yang akan dikampanyekan dipilih sesuai dengan usia anak-anak, seperti gobak sodor, bentengan, ular naga, congklak, dampu dan lain sebagainya.

“Kampanye kembali ke permainan tradisional ini tidak hanya mengajak anak kembali bersosialisasi dengan teman sebaya, tetapi juga bertujuan menyehatkan badan, karena membuat anak-anak bergerak dan bergembira bersama melalui olah otot, olah tubuh dan olah otak," kata Agnes Amelia S, selaku pembimbing Kampanye TGR.

Selain akan menggelar kampanye offline sehari di 70 RPTRA di Jakarta pada 8 Januari mendatang, kampanye TGR juga dipublikasikan melalui media sosial. Sejak November 2016, sudah digelar kompetisi foto bersama anak-anak melalui link instagram @tgrcampaign. Selain kompetisi foto, juga berisikan video tentang pendapat anak-anak terkait permainan tradisional.

Masyarakat cukup antusias mengikuti kompetisi foto ini, terbukti hingga 31 Desember ini sudah terkumpul 200 peserta  dari seluruh Indonesia. Pengiriman foto batas akhir pada tanggal 7 Januari 2017. Pemenang dari kompetisi foto ini akan diumumkan pada 8 Januari 2017 di RPTRA Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur.

Puncak acara kampanye akan dipusatkan di RPTRA Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur. Rangkaian acara yang sudah disiapkan di 70 RPTRA itu antara lain adalah senam pagi bersama, parade anak-anak, dan mengajak anak-anak mengikuti permainan tradisional bersama. Uniknya, seluruh kegiatan tersebut akan disiarkan secara live melalui facebook.