Pelayanan Air Bersih di Bima Terus Ditingkatkan

:


Oleh Tri Antoro, Selasa, 27 Desember 2016 | 23:59 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 570


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berupaya meningkatkan pelayanan air bersih bagi wilayah terdampak bencana banjir di Bima, Nusa Tenggara Barat.

Wilayah terdampak itu antara lain terdapat di tujuh Kelurahan Paruga, Dara, Tanjung, Kumbe, Melayu, Lewirato, dan Sarae.

“Distribusi di tujuh kelurahan sebanyak delapan rit dari setiap MTA,” ungkap Kepala Satker Tanggap Darurat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Abdul Hakam, Senin (26/12).

Sebanyak  enam unit MTA tersebut berasal dari MTA PDAM sebanyak dua unit, Pemerintah Kota Bima sebanyak satu unit, Palang Merah Indonesia (PMI) dua unit, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) satu unit.

Sebelumnya, 5 Hidran Umum (HU) yang masing-masing memiliki kapasitas 2000 liter telah didistribusikan ke Kelurahan Paruga, Dara, Tanjung, Kumbe dan Raba. 

Kementerian PUPR juga telah melakukan pembersihan Sungai Padolo di sekitar jembatan gantung dari tumpukan sampah dengan menggunakan alat berat. 

Berdasarkan Laporan Perkembangan Bencana Banjir di Kota Bima Provinsi NTB pada 24 Desember 2016, Pukul 07.00 WITA dari Posko Banjir Bandang Bima, disebutkan bahwa banjir terjadi dua kali yaitu Tanggal 21 dan 23 Desember 2016. Kondisi terakhir saat ini sudah mulai surut.

Adapun wilayah yang terdampak adalah Kecamatan Rasai Timur (4 kelurahan) dengan penduduk terdampak 3.581 jiwa, mengungsi 3.581 jiwa. Kecamatan Mpudan (9 kelurahan) penduduk terdampak 30.078 jiwa, mengungsi 29.553 jiwa. 

Kecamatan Raba (10 kelurahan) peduduk terdampak 19.955 jiwa, mengunsgsi 19.705 jiwa; Kecamatan Rasanai barat (6 kelurahan) penduduk terdampak 33.492 jiwa,  mengungsi 32,892 jiwa; dan Kecamatan Asakota (4 kelurahan) peduduk terdampak 18.648 jiwa, mengungsi 18.648 jiwa.

Saat ini pengungsi sudah mulai kembali kerumah masing-masing namun perkantoran dan sekolah di liburkan dan aktivitas pasar belum ada. Dalam bencana tersebut dilaporkan bahwa tidak ada korban jiwa yang meninggal dan 1 orang luka-luka. Fasilitas kesehatan yang rusak adalah empat puskesmas, 29 polindes dan satu kantor Labkesda.