:
Oleh Untung S, Senin, 26 Desember 2016 | 11:32 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K
Makale, InfoPublik-Indonesia sebagai Negara Kesatuan yang memiliki beraneka ragam suku bangsa dan agama memang rentan akan konflik antar golongan, tapi dengan sejarah panjang sebagai negara merdeka, keberagaman ini seyogyanya menjadi tali pemersatu yang kuat, inilah pesan yang didapat saat perayaan Natal 2016 di Kabutapen Tana Toraja.
Pastor Albert Arina dalam pesannya saat ibadah misa perayaan Natal 2016 di Gereja Katolik Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria-Makale Tana Toraja, Sabtu (24/12) dan Minggu (25/12) menyatakan sebagai umat Kristiani yang beriman harus bisa bisa mencerna dan mengambil hikmah akan lahirnya Isa Almasih atau Yesus Kristus bukan hanya sekedar menganggap sebagai juruselamat.
“Natal itu menampakkan kemurahan dan cinta kasih Tuhan, lahirnya Nabi Isa adalah menggambarkan belas kasih dan kegembiraan, maka suasana hati Tuhan harus menjadi gambaran suasana hati kita semua,” kata Pastor Albert Arina.
Pastor juga menuturkan dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air , tanah Toraja adalah bagian yang tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) “Sehingga dalam konteks merayakan Natal dalam semangat toleransi dan kebersamaan, sebagai umat Katolik yang beriman dan sebagai bangsa Indonesia, kita harus 100 persen beriman dan 100 persen Indonesia, ini sudah tidak bisa ditawar lagi,” tuturnya.
Menurut Pastor Albert Arina, sudah jauh-jauh hari sejak sebelum proklamasi di proklamatorkan oleh Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta, para pemuda dan tokoh-tokoh Toraja sudah dengan lantang dan tegas menyatakan bersatu sebagai satu kesatuan Indonesia.
Oleh karena itu semboyan yang sudah ada di Toraja yakni “Misa’ Kada Dipo Tuo Pantang Kada Dipo Mate” (Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, red) sudah dipakai diseluruh Indonesia mulai Sabang, Aceh hingga Merauke. Ini menunjukkan Indonesia harus menjadi satu dan tak boleh terpecah belah.
Untuk itu Pastor Albert Arina meminta kepada seluruh masyarakat Toraja umumnya dan umat kristiani khususnya untuk terus berbenah diri menjadi lebih baik, saling bertoleransi sebagai Indonesia sehingga tanah Toraja yang dikenal ramah, aman dan santun makin dikenal orang bukan hanya keindahan alam dan budayanya tapi keramah tamahan penduduknya punya ciri khas tersendiri.
“Kita telah berada di penghujung 2016, sebentar lagi menyongsong 2017, kita sudah makin tua dan dewasa, mari terus berbenah diri menjadi lebih baik di 2017, jangan jadikan Natal sebagai seremonial belaka, jika ingin Indonesia menjadi besar, semoga dengan damai Natal ini menjadi berkat untuk kita semua, Toraja dan Indonesia,” pungkas Pastor Albert Arina.