Riset dan Inovasi Untuk Tingkatkan Daya Saing Daerah

:


Oleh G. Suranto, Rabu, 14 Desember 2016 | 21:13 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 916


Jakarta, InfoPublik – Dewan Riset Nasional (DRN) menggelar seminar nasional dengan tema “Meningkatkan Peran Riset dan Inovasi Untuk Pembangunan Daya Saing Daerah” dalam rangka Sidang Paripurna III Dewan Riset Nasional.

“Seminar Nasional dan Rapat Paripurna III Dewan Riset Nasional ini, bertujuan untuk meningkatkan inovasi kita, termasuk juga riset-riset dan inovasi-inovasi daerah itu bisa kita integrasikan, sehingga akan menjadi kekuatan nasional mendukung peningkatan daya saing bangsa,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi,  Ainun Na’im, di sela-sela seminar nasional tersebut di Jakarta, Rabu (14/12).

Menurutnya, banyak daerah di Indonesia yang masing-masing mempunyai keunikan sendiri, dan juga punya potensi yang berbeda satu sama lain. “Kita perlu koordinasikan dan integrasikan,” paparnya.

Disamping itu, kata dia, dalam kegiatan ini juga untuk mensosialisasikan Agenda Riset Nasional (ARN) yang telah disusun oleh DRN, sehingga apa yang dilakukan itu saling terkait.

Ia menambahkan, pada akhir tahun ini, pihaknya berencana akan launch beberapa produk inovasi baru, baik dari lembaga penelitian maupun perguruan tinggi. “Nanti akhir tahun Pak Menristekdikti rencananya akan melaunch dan mengumumkan apa saja yang dihasilkan tahun ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua DRN, Bambang Setiadi menambahkan, di dalam Nawa Cita itu kan tidak ada kata teknologi, riset dan inovasi, tapi ada kata daya saing. Menristekdikti di dalam berbagai kesempatan menterjemahkan, meningkatkan daya saing hanya ada dua cara, yaitu riset dan inovasi.

Disebutkan, dari ITB sudah mulai menunjukkan masalah besarnya, bahwa inovasi itu persoalan orang yang membuat inovasi dengan orang yang memasarkan inovasi, dan itu tidak gampang.

Sebagai contoh sekarang ini, kalau membuat inovasi smart card misalnya, tiba-tiba ketika hasil inovasi itu mau diserahkan ke swasta, itu ada aturan nggak boleh. Hal seperti ini, kalau menggunakan spirit dari Presiden Joko Widodo, aturan-aturan yang tidak perlu harus dihapus.

Ia menambahkan, tapi yang sangat penting yang didengungkan oleh DRN adalah sebuah spirit, negara lain di dunia itu tidak akan takut dengan indonesia, kalau cerita banyak publikasi, atau peneliti, tapi ketika bersama-sama bilang oke, tidak menggunakan hasil riset siapapun, tapi Indonesia akan menggunakan hasil riset sendiri. Itu baru mereka akan kawatir.

“Jadi spirit hari ini yang kita sosialisaikan bersama Kemenristekdikti itu, supaya orang semakin gairah melakukan riset. Riset ini  untuk meningkatkan daya saing,” ungkapmya.