Lemlitbang Binaan Kemristekdikti Hasilkan 230 Produk

:


Oleh G. Suranto, Selasa, 13 Desember 2016 | 16:02 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 910


Jakarta, InfoPublik – Saat ini komunitas lembaga litbang yang dibina oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) telah menghasilkan sekitar 230 produk dari 49 lembaga, baik itu lembaga pemerintah, badan usaha maupun perguruan tinggi.

Produk-produk tersebut berasal dari delapan bidang yang menjadi fokus utama yakni pangan dan pertanian, energi, transportasi, pertahanan, teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan dan obat, material maju, dan maritim.

“Dari delapan bidang fokus tersebut yang paling banyak adalah klaster pertanian pangan. Dari 18 lembaga pangan pertanian terdapat sekitar 108 produk,” kata Direktur Lembaga Litbang Kemenristekdikti, Kemal Prihatma pada acara workshop menuju hilirisasi produk unggulan Pusat Unggulan Iptek di BPPT Jakarta, Selasa (13/12).

Disebutkan seluruh produk yang telah dihasilkan tersebut selanjutnya didorong untuk dapat memberikan manfaat, bukan hanya dalam bentuk tulisan, tapi produk nyata.

Sementara itu, Dirjen Kelembagaan Iptekdikti, Kemenristekdikti, Patdono Suwignyo dalam kesempatan tersebut menyampaikan, hilirasi hasil penelitian adalah ujung dari kegiatan penelitian yang mempunyai dampak bagi kesejahteraan masyarakat dan perekonomian nasional.

“Hilirisasi ini tidak hanya terjadi dari kontribusi ristekdikti atau perguruan tinggi, tapi juga elemen masyarakat lainnya,” ungkapnya.

Untuk itu, kata dia, diperlukan persamaan persepsi dalam mengatur bagaimana strategi program-program ke depannya.

Ia menambahkan, kemampuan inovasi Indonesia menurut laporan Global Competitiveness Index (GCI) 2016-2017 berada di urutan ke-32 dari 138 negara. Namun Patdono menyebutkan inovasi-inovasi yang dihasilkan belum banyak yang memiliki dampak langsung bagi masyarakat. Untuk itu, pihaknya memiliki sejumlah kebijakan guna meningkatkan hal tersebut dari sisi kelembagaan.

Disebutkan, salah satu upaya Kemenristekdikti untuk memperkuat inovasi dari sisi kelembagaan adalah melalui pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI). Selanjutnya, salah satu kapasitas yang dikembangkan dalam kerangka pembinaan PUI yakni kapasitas hilirisasi. “Hilirisasi ini ditujukan untuk mendorong produk-produk PUI masuk dalam tataran industrialisasi,” ujarnya.

Lembaga-lembaga litbang yang akan menjadi PUI terlebih dahulu harus memiliki sejumlah kriteria, baik itu dari aspek academic excellence (35%) maupun komersialisasi dan pemanfaatan (65%). Penelitian yang dihasilkan lembaga litbang yang sudah masuk kategori Technology Readiness Level (TRL) tahap  sembilan akan didampingi secara kelembagaan supaya dapat menjadi PUI.