Klaster Kesehatan dan Pusdalopkes Resmi Terbentuk, Bantu Korban Gempa Pidie

:


Oleh Juliyah, Minggu, 11 Desember 2016 | 23:39 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 528


Jakarta, InfoPublik - Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kemenkes di Jakarta melaporkan, saat ini telah terbentuk klaster kesehatan tanggap darurat Gempa Pidie Jaya dan Pusat Pengendalian operasi kesehatan (Pusdalopkes).

Disampaikan, dalam keterangan Pusat Penanggulangan Krisis Kemenkes di Jakarta, Minggu (11/12) bahwa klaster kesehatan dan Pusdalopkes akan berkoordinasi dengan tanggap untuk membantu korban gempa. Koordinasi ini dipimpin oleh Kadinkes Kabupaten Pidie Jaya dan dihadiri oleh Kadinkes Provinsi Aceh. 

Terdapat sejumlah lembaga humanitarian forum Indonesia yang turut serta dalam pelaksanaan tanggap darurat bencana dengan terfokus pada pelayanan kemanusiaan di bawah koordinasi klaster kesehatan. 

Pusat penanggulangan krisis kesehatan juga melakukan koordinasi penyediaan jamban darurat dan air bersih dengan PU dan PDAM terdekat, mobilisasi tenaga kesehatan jiwa ke lokasi pengungsian, memobilisasi bantuan implant orthopedi dan obat-obatan, BTKL Medan, BTKL Batam dan BTKL Palembang memobilisasi bantuan berupa logistik kesehatan lingkungan.

Sementara, Direktorat Gizi Kemenkes mengirimkan 2,5 ton PMT ibu hamil dan 2,5 ton MPASI dari stock program provinsi ke kabupaten Pidie Jaya. Selain itu, 5 tom PMT anak sekolah telah dikirim dari Jakarta Sabtu lalu. Kemenkes juga menyiapkan Public Health Response Team (PHRRT) untuk penyiapan recovery dini. 

WHO memberikan bantuan teknis dalam membentuk dan mengimplementasikan klaster kesehatan dan melakukan assesment untuk kemungkinan penggunaan dana Searhef dalam penanggulangan bencana gempa bumi di Pidie Jaya jika diperlukan, sedangkan UNFPA melakukan pendataan kelompok rentan yaitu ibu, remaja, bayi dan balita serta melakukan assesment terkait kesehatan reproduksi. 

Kemenkes juga telah mengirimkan tim yang terdiri dari lintas program untuk melakukan koordinasi dan RHA (penilaian sepat kesehatan) korban bencana Gempa Pidie Jaya. 

Selain itu, tim DVI Polri membangun posko laporan orang hilang di RSUD Pidie Jaya dengan memanfaatkan teras IGD yang tidak terpakai pasca gempa dan membuat serta mensosialisasikan call center posko di nomor 082285595429.

Tim juga berkoordinasi dengan Polres Pidie, Pos Basarnas, BNPB, BPBD, untuk memperoleh cross check info terkait apakah masih ada korban tertimbun atau laporan orang hilang.

Tim pun berkoordinasi dengan beberapa puskesmas untuk menanyakan sistem penanganan korban khususnya korban meninggal yang dikerjakan pada saat kejadian, mendatangi beberapa TKP di Pidie Jaya yang diperkirakan kemungkinan masih terdapat korban meninggal.

Hingga Minggu siang dilaporkan sebanyak 101 orang meninggal dunia, 167 luka berat, 462 luka ringan atau rawat jalan dan terdapat 43.613 pengungsi.