Vaksin HPV Tidak Sebabkan Menopause Dini

:


Oleh Juliyah, Senin, 28 November 2016 | 17:35 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 956


Jakarta, InfoPublik - Mencuatnya Isu yang menyebutkan bahwa vaksin Human Papilomavirus (HPV) untuk mencegah kanker serviks pada anak usia sekolah dasar bisa menyebabkan kemandulan dan menopause dini dibantah Kementerian Kesehatan.

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes, Elisabeth Jane Soepardi menjelaskan, di negara-negara lain  yang sudah menggunakan vaksin HPV selama 14 tahun tidak ada bukti yang menunjukan penggunaannya bisa menyebabkan kemandulan dan menopause dini (dibawah usia 40 tahun).

"Di dunia yang sudah lama memakai vaksin HPV saja tidak ada bukti yang menunjukkan hal itu bisa menyebabkan menopause dini dan kemandulan. Sementara Indonesia belum memakai, Loh ko bisa muncul isu seperti itu ngarang dari mana. Harusnya ada bukti dulu, jadi tidak benar itu," kata Jane, saat temu media kunjungan Gavi High Level Mission ke Indonesia di gedung Kemenkes Jakarta, Senin (28/11).

Pemerintah merencanakan penambahan vaksin baru ke dalam program imunisasi nasional yaitu vaksin HPV dengan pemberian imunisasi HPV kepada siswi perempuan kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua) SD/MI dan sederajat, sebagai upaya pencegahan primer kanker serviks dimana tingkat keberhasilannya dapat mencapai 100% jika diberikan sebanyak 2 kali pada kelompok  wanita yang belum pernah terinfeksi HPV yaitu  pada populasi anak perempuan umur 9-13 tahun.

Sebagai percontohan, kegian imunisasi HPV dilakukan di DKI Jakarta dan nantinya akan dilanjutkan tahun depan di dua kabupaten di DI Yogyakarta. Kedua daerah ini dipilih karena memiliki angka prevalensi kanker serviks yang tinggi dan dinilai memiliki kesiapan dalam melaksanakannya. Dana  penyediaan vaksin HPV di DKI berasal dari APBN, (sebagai dana pendamping) sementara di Yogyakarta merupakan bantuan dari Global Alliance for Vaccine and Immunisation (Gavi). 

"Di daerah itu yang dinilai siap, jika nanti di daerah ini terbukti efektif, di lapangan berjalan lancar dan aman, sasaran yang menerima tepat, anak-anak tidak sakit maka program akan dilanjutkan di daerah lain. Kita harus buktikan dulu pada Gavi ini terlaksana aman baru mereka akan memberikan bantuan lagi," ujarnya.

Data WHO per September 2016 menunjukkan saat ini 67 dari 194 negara di dunia sudah mengimplementasikan program imunisasi HPV. Disebutkan, sudah banyak hasil dari penelitian yang valid dari negara-negara tersebut menunjukan manfaat yang bermakna untuk menurunkan beban penyakit kanker serviks dan  penyakit terkait infeksi HPV lainnya. 

Hasil penelitian selama 14 tahun menunjukkan setelah mendapat imunisasi HPV penerima vaksin masih terproteksi 100% terhadap HPV tipe 16 dan 18 sehingga tidak diperlukan imunisasi ulang (booster). Keamanan vaksin HPV, Sejak pertama kali mendapat izin edar pada tahun 2006, lebih dari 200 juta dosis vaksin HPV telah dipakai di seluruh dunia. WHO merekomendasikan agar vaksin HPV masuk dalam program imunisasi nasional.

Badan  WHO yaitu Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS) mengumpulkan data post marketing surveilans dari Amerika Serikat, Australia, Jepang dan dari manufaktur. Data dikumpulkan dari tahun 2006, sejak pertama kali vaksin HPV diluncurkan sampai tahun 2014. 

Pada tanggal 12 Maret 2014, GACVS menyatakan tidak menemukan isu keamanan yang dapat merubah rekomendasi vaksinasi HPV. Center for Disease Control and Prevention ( US CDC) yang memantau keamanan pasca-lisensi dari Juni 2006 hingga Maret 2013 menunjukkan tidak ada masalah keamanan vaksin HPV.