Mensos: Perlu Literasi dan Edukasi Untuk Sikapi Media Sosial

:


Oleh Yudi Rahmat, Sabtu, 26 November 2016 | 22:34 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 260


Jakarta, InfoPublik - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak, segenap elemen bangsa untuk menjaga stabilitas negara dari beredarnya berbagai informasi di media sosial yang bisa menimbulkan masalah sosial di tengah-tengah masyarakat.

“Saat ini, penggunaan smartphone sudah sedemikian marak, sehingga perlu ada pemahaman yang benar untuk memfilter berseliwerannya berbagai informasi di media sosial,” ujar Mensos Khofifah sebelum penutupan Kongres Muslimat Nadhatul Ulama di Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (26/11).

Menyikapi kondisi demikian, kata Menteri Khofifah, masyarakat perlu diberikan literasi dan edukasi terkait berseliwerannya berbagai informasi dari media sosial agar ada proses mencari kejelasan atau dikenal dengantabayun. “Saya kira, penting untuk melakukan prosestabayun dari informasi yang berseliwran baik yang dikirim, beredar atau dishare di media sosial agar tidak menggaggu, mendistorsi pemahaman stabilitas bangsa dan negara, ” ucapnya.

Kondisi demikian dinilai sangat penting, sehingga ujaran kebencian atau hate speech menjadi salah satu topik utama dalam bahsul masail atau pembahasan masalah-masalah kekinian dari diskusi yang digelar.

“Pada kondisi tersebut, menjadi penting untuk memberikan literasi dan edukasi kepada masyarakat. Sebab, saat ini sebagian besar warga sudah menggunakan smartphone,” ucapnya.

Melalui literasi dan edukasi yang diberikan, maka informasi dari berbagai peristiwa di belahan bumi manapun dengan dinamika seperti apapun tidak lagi ditelan mentah-mentah, melainkan bisa difilter dengan proses tabayun.

“Bagaimanapun berseliweran berbagai informasi dari media sosial, baik berupa kiriman, beredar berantai dan share tidak lantas terpancing yang bisa menimbulkan reaksi  tidak perlu apalagi kontraproduktif,” tandasnya.

Bila mampu menyikapi secara bijaksana dari berbagai informasi yang beredar, maka akan bisa menghadirkan rasa damai, rasa aman, serta keselamatan di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara.

“Membangun tatanan kehidupan yang baik diperlukan negara. Salah satunya, meng-endorsement dan mengajak kaum ibu berdoa untuk kedamian, keselamatan, dan suasana kondusif bagi bangsa dan negara,” terangnya.