Kemnaker Gandeng UIN Syarif Hidayatullah Percepat Peningkatan Kompetensi SDM

:


Oleh H. A. Azwar, Sabtu, 26 November 2016 | 22:27 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 539


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Ketenagakerjaan terus melakukan berbagai upaya dalam mempercepat peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Percepatan tersebut dilakukan dengan kerja sama dari seluruh pihak termasuk perguruan tinggi.

Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri mengatakan, lulusan perguruan tinggi di Indonesia harus memiliki relevansi dengan pasar kerja. Dengan tenaga kerja yang memiliki kompetensi tambahan di luar program studi yang diambil maka para lulusan dapat lebih mudah dan cepat terserap di pasar kerja.

Saya berharap dengan memanfaatkan teknologi informasi dan didukung oleh SDM pengelola yang profesional pusat karir ini dapat berfungsi secara optimal untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa untuk mengenal dunia kerja dan siap memasuki pasar kerja, kata Hanif dalam acara penandatanganan Nota Kesepahaman Pusat Karir dan Wisuda Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sabtu (26/11).

Kerjasama Kemnaker dengan UIN Syarif Hidayatullan meliputi penelitian, pengabdian masyarakat, publikasi karya ilmiah, pelatihan, pendampingan, dan pembinaan masyarakat.

Pusat karir merupakan upaya kedua belah pihak dalam membantu mendapatkan pekerjaan, baik di dalam maupun luar negeri. Di dalamnya, selain info lowongan, juga terdapat informasi pelatihan, sertifikasi keahlian, dan pemagangan.

Menurut Hanif, saat ini basis ekonomi sudah berubah dari industri menjadi human capital. Kondisi dunia kerja saat ini juga mengalami perubahan. Sehingga para lulusan perguruan tinggi harus memiliki pengetahuan, kompeten, berkarakter, dan melakukan terobosan atau inovasi.

Dalam konteks persaingan, kita harus terus tingkatkan relevansi antara output perguruan tinggi dengan kebutuhan pasar kerja yang selalu berubah. Ketika pasar kerja berubah maka input SDM harus berubah baik dari pendidikan atau pelatihan, ujar Hanif.

Lebih lanjut Hanif menjelaskan, lulusan atau tenaga kerja berpendidikan tinggi belum seluruhnya didukung dengan kompetensi untuk masuk ke pasar kerja. “Bahkan ada kecenderungan peningkatan jumlah tenaga kerja berpendidikan tinggi yang menganggur,” imbuhnya.

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) sampai dengan bulan Agustus 2016, jumlah tenaga kerja berpendidikan tinggi yang bekerja sebanyak 14,57 juta atau sekitar 12,24 persen dari 118,41 juta orang yang bekerja, dan sebanyak 787.000 atau 11,19 persen dari 7,03 juta orang yang menganggur. Sementara itu Kemenristekdikti mencatat jumlah perguruan tinggi umum diseluruh Indonesia sebanyak 3.221 dan perguruan tinggi agama sebanyak 1.020.

Untuk menanganinya pemerintah terus mendorong agar semua pihak termasuk dunia usaha untuk berkontribusi terhadap peningkatan kompetensi dan investasi SDM calon tenaga kerja dan tenaga kerja.

Mudah-mudahan dengan kerja sama semua pihak seperti perguruan tinggi, dunia usaha, serikat pekerja, bisa mendorong  investasi SDM untuk dioptimalkan dan dimasifkan sesuai tuntutan zaman, kata Hanif.

Sementara Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dede Rosyada mengatakan, untuk membekali alumni UIN mendapatkan kerja, UIN juga menerbitkan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). “SKPI berisi keterangan kompetensi apa saja yg dimiliki sarjana lulusan UIN sesuai dengan program studinya,” kata Dede.