Menristekdikti Sebut Pemilihan Rektor PTN Rawan Terjadi Masalah

:


Oleh Astra Desita, Sabtu, 15 Oktober 2016 | 15:53 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 363


Jakarta, InfoPublik - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir menyebut, setiap tahapan pemilihan rektor di perguruan tinggi negeri (PTN) rawan terjadi masalah. Dalam pemilihan terdapat empat tahapan yang dilakukan, meliputi penjaringan, penyaringan, pemilihan, dan pelantikan.

Nasir mengatakan, dalam tahap penjaringan saja, pihak yang menjadi panitia bisa menimbulkan kecurangan jika mereka tidak independen. Kemudian di tahap penyaringan kerap terjadi main kubu-kubuan antarpendukung calon rektor.

"Tahap pemilihan lebih rawan lagi. Nah di sini memang perguruan tinggi harus berpikir rasional dengan melihat calon yang menyampaikan visi dan misi yang baik," tutur Menristekdikti, Moh. Nasir di Gedung Kemristekdikti, Senayan, Jakarta, Jumat (14/10).

Nasir menyebutkan, pada pemilihan rektor di Universitas Sumatera Utara (USU) misalnya, terjadi permasalahan pada pemilihan anggota Majelis Wali Amanat (MWA). Pasalnya, tata cara pemilihan yang seharusnya dilakukan secara one man one vote tidak dilakukan.

"Yang terjadi justru satu orang delapan atau sembilan vote. Ini kemudian menjadi masalah karena yang terjadi suara ngumpul ke seseorang," katanya.

Pihak Kemristekdikti kata dia, kemudian membentuk pendamping penyelesaian masalah serta melakukan perbaikan terhadap peraturan-peraturan pemilihan MWA dengan ketentuan yang baru. Kemudian, dilakukan kembali pemilihan anggota MWA dan dilanjutkan pemilihan rektor. "Setelah one man one vote persebaran suara lebih baik," tuturnya.

Oleh sebab itu, Kemristekdikti menampung segala laporan yang terjadi di setiap PTN. Jika ada masalah yang masih masuk dalam wewenangnya, maka akan segera direspons agar tak berlaut-larut.

"Ini sudah era kompetisi. kami mendorong kampus kelas dunia. Kalau masih berkutat dengan persoalan di dalam, tentu tidak akan maju," pungkas Nasir.