Indeks Daya Saing Global Indonesia 2016-2017 Turun

:


Oleh H. A. Azwar, Selasa, 4 Oktober 2016 | 12:09 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 3K


Jakarta, InfoPublik - World Economic Forum (WEF) baru saja merilis Global Competitiveness Index (GCI) atau Indeks Daya Saing Global tahun 2016-2017. Posisi atau peringkat GCI Indonesia tahun 2016-2017 ini mengalami penurunan dari peringkat 37 ke peringkat 41.

Turunnya peringkat GCI kita ini tentunya merupakan tantangan berat bangsa ini untuk bisa bersaing dengan negara-negara lain, kata Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar di Jakarta, Selasa (4/10).

Pada tahun 2012-2013 peringkat GCI Indonesia di posisi 50 dari 144 negara dengan skor 4.4. Tahun 2013-2014 peringkat GCI Indonesia di posisi 38 dari 148 negara dengan skor 4.5. Tahun 2014-2015 peringkat GCI Indonesia di posisi 34 dari 144 negara dengan skor 4.6. Tahun 2015-2016 peringkat GCI Indonesia di posisi 37 dari 140 negara dengan skor 4.5. Dan tahun 2016-2017 peringkat GCI Indonesia di posisi 41 dari 138  negara dengan skor 4.5.

Dijelaskannya, ada 12 pilar yang dinilai dalam perhitungan GCI yaitu institutions, infrastructure, macro economic environment, health and primary education, higher education and training, good market eficiency, labor market eficiensy, financial market development, technological readiness, market size, business sophistication, dan innovation.

Bila membaca dari seluruh pilar tersebut, tingkat korupsi (irregular payment and bribes) yang masih rendah yaitu di skor 3.6 dan tingkat kepercayaan masyarakat kepada para politisi yang rendah dengan skor 3.6 merupakan item yang mendukung penurunan peringkat GCI kita, jelasnya.

Timboel yang juga Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) menambahkan, skor korupsi ini turun dari skor tahun sebelumnya yaitu 3.7. Ranking korupsi kita tahun 2015-2016 ada diperingkat 57 namun saat ini ada diperingkat 84.

Masih maraknya tingkat korupsi dan suap yang dilakukan elit politik dan birokrasi dengan melibatkan pihak swasta merupakan gambaran obyektif dari skor 3.6 dengan peringkat 84 tersebut. Tentunya, korupsi dan suap ke depan masih terus membebani GCI kita untuk bisa lebih baik ke depan, walaupun KPK terus berusaha untuk menurunkan tingkat korupsi dan suap tersebut, imbuhnya.

Selain itu, lanjut Timboel, GCI kita juga dipengaruhi oleh tingkat infrastruktur kita yang masih rendah. Saat ini skor infrastruktur kita masih di angka 4.2, sama seperti skor tahun lalu. Walaupun skor ketersediaan listrik naik 0.1 poin menjadi 4.2  namun secara umum skor infrastruktur kita masih belum naik. Keterbatasan penerimaan APBN berdampak pada kemampuan pemerintah mendanai pembangunan infrastruktur tersebut.