:
Oleh Juliyah, Senin, 3 Oktober 2016 | 11:21 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 613
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) dan Yayasan Batik Indonesia berencana memasukkan pelajaran keterampilan membatik ke dalam program revolusi mental.
"Upaya ini dengan harapan agar batik ini dapat berkembang lebih baik lagi dan mengakar ke anak-anak Indonesia," kata Menko PMK Puan Maharani saat menghadiri Pembukaan Pameran Batik Indonesia Pusaka Dunia di Musium Nasional, Jakarta.
Kegiatan yang diadakan Yayasan Batik Indonesia ini dalam rangka hari Batik Nasional, yang diperingati setiap 2 Oktober. Dalam kegiatan tersebut turut hadir Ketua Umum Yayasan Batik Indonesia, istri Wakil Gubernur DKI Jakarta dan perwakilan dari Kementerian Perindustrian.
Menurutnya, anak-anak perlu diajarkan membatik dan nantinya dapat diarahkan dan terintegrasi dengan industri. "Saat ini, SMK 27 Jakarta sudah menerapkan pembelajaran batik dan diharapkan nantinya akan ada sekolah-sekolah lain yang mengajarkan keterampilan serupa," katanya dalam keterangan Kemenko PMK di Jakarta Minggu (2/10).
Ia menjelaskan, batik Indonesia telah terinskripsi pada representatif warisan kemanusiaan untuk budaya non-bendawi UNESCO pada tahun 2009.
Hal ini menandakan dunia mengakui bahwa kerajinan batik telah terjalin dan melekat erat dengan identitas budaya bangsa indonesia melalui makna-makna simbolis warna dan coraknya sebagai ekspresi kreativitas dan spiritual segenap rakyat Indonesia. Dicontohkan misalnya, pada motif parang terdapat makna semangat yang bergelora dan saling berkesinambungan.
Menko PMK mengapresiasi kegiatan pameran semacam ini karena akan mendorong masyarakat mencintai produk negeri sendiri, juga dapat memberikan informasi mengenai corak batik yang memiliki berbagai makna mendalam yang berbeda-beda.