:
Oleh Juliyah, Minggu, 25 September 2016 | 07:11 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 375
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kesehatan terus memantau layanan kesehatan dan persediaan obat-obatan juga alat kesehatan yang dibutuhkan untuk membantu korban bencana banjir di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
“Peningkatan dalam bantuan pasca banjir di Garut terus ditingkatkan, Kemenkes berusaha agar para korban tetap dalam kondisi kesehatan yang baik, untuk itu disiapkan perlengkapan, pemenuhan gizi, obat-obatan dan fasilitas kesehatan yang akan terus dipantau,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (23/9).
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, bersama jajaran terkait juga mengunjungi korban banjir di Garut Jawa Barat, selain untuk memantau langsung persediaan obat-obatan dan alat kesehatan yang dibutuhkan.
Disampaikan, bahwa Kemenkes telah mengirim bantuan berupa 500 sachet PAC (Penjernih Air Cepat), 20 kg desinfektan air, 1000 lembar polybag ramah lingkungan, 1000 lembar polybag biasa, 1000 lembar polybag limbah industri, 120 liter desinfektan lantai, 100 buah safety box serta akan diberikan hygiene kit dan family kit.
Untuk suplementasi gizi Kemenkes telah mendatangkan 3,5 ton MPASI, 2,5 ton PMT Ibu hamil dan 0,5 ton PMT anak sekolah yang akan diberikan kepada masyarakat sebagai upaya pemenuhan gizi pasca bencana banjir. Kebutuhan MPASI serta PMT akan terus dipantau dan dilakukan secara rutin setiap dua hari sekali, berdasarkan permintaan Dinkes Provinsi dengan menyerahkan nama-nama penerima bantuan PMT.
Selain itu Kemenkes bersama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat telah menyediakan buffer stock obat kesehatan dasar dan obat program yang sudah aman dan mencukupi kebutuhan korban bencana banjir. Peninjauan serta pemberian bantuan tersebut dilakukan di RS Guntur Garut, Aula Makorem 062 Taruma Negara, RSUD Slamet dan BKPM.
Kemenkes terus bergerak dalam upaya penanggulangan bencana banjir, selain berkoordinasi dengan tim Batalyon dan RS Guntur Garut, upaya cepat tanggap dari Pusat Krisis Kesehatan yang telah hadir 7 orang tim RHA (Rapid Health Assesement), terdiri dari tiga orang PKK, satu orang dari Layanan kesehatan primer, tiga orang dari fasilitas pelayanan kesehatan dan BPFK.
Hingga Kamis (22/9) terdapat 305 pasien di RS Slamet yang telah dievakuasi ke RS terdekat sedangkan Ibu hamil dievakuasi ke RS Nurhayati dan RS Intan. Selain menyiagakan RS, Kemenkes dengan Dinkes prov telah menyiapkan 45 Puskesmas terdekat yang aktif untuk membantu kelancaran proses evakuasi.