KKP Bandara Soetta Lakukan Pemasangan Lavitrap

:


Oleh Juliyah, Kamis, 15 September 2016 | 16:36 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 871


Jakarta, InfoPublik - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas I Bandara Soekarno Hatta memasang Lavitrap di wilayah bandara, sebagai langkah meningkatkan kewaspadaan mencegah kemungkinan virus Zika masuk ke Indonesia.

Berdasarkan laporan WHO hingga 8 September 2016 telah terjadi lebih dari 250 kasus Zika Virus di Singapura, negara yang demikian dekat dengan Indonesia.

Kegiatan pemasangan lavitrap ditandai dengan pelepasan tim oleh Kepala KKP Susanto di halaman KKP Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Kamis (15/9) seperti disampaikan dalam keterangan Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes.

Sebelum melepas tim, dilakukan penyerahan Lavitrap secara simbolis kepada Kepala Otoritas Bandara Wilayah I dan Senior GM AP 2.  Lavitrap yang dibuat oleh KKP Soekarno Hatta akan dipasang bersama-sama tim dari AP 2 dan  kader Jumantik di tempat-tempat yang dari hasil survei berpotensi sebagai tempat kehidupan nyamuk.

Sebelumnya KKP telah melakukan pemasangan thermal scanner, namun hal ini belum sepenuhnya efektif dalam mengidentifikasi dan memeriksa seluruh penumpang.

Hal ini dikarenakan masa inkubasi Virus Zika adalah 2 sampai 7 hari setelah terinfeksi virus ini dengan gejala demam mendadak, lemas, kemerahan pada kulit badan, punggung dan kaki serta nyeri otot dan sendi disertai mata merah dan sakit kepala. Namun tidak semua menunjukkan gejala demam tinggi, bahkan hanya terdapat satu diantara lima penderita yang mengalami peningkatan suhu tubuh sehingga identifikasi penderita dengan thermal scan tidak sepenuhnya efektif.

"Karena itu diperlukan upaya pencegahan dengan pengendalian vektor terhadap nyamuk Aedes Aegypti salah satunya dengan pemasangan Lavitrap di wilayah bandara," kata Susanto.

Menurutnya, tujuan pengendalian vektor adalah upaya untuk menurunkan kepadatan populasi nyamuk Aedes sampai serendah mungkin sehingga kemampuan sebagai vektor menghilang.

Nyamuk rumah mampu bertahan hidup selama 14 hari pada suhu 20 derajat Celcius dan 10 hari pada suhu 25 derajat Celcius. Nyamuk ini mampu terbang sejauh 0,3 km hingga 2,5 km. Aedes aegypti bertelur pada akhir musim hujan, telur diletakan pada air bersih seperti bak kamar mandi, botol dan kaleng bekas. Prinsip utama dalam pengendalian nyamuk adalah bagaimana memutuskan mata rantai atau siklus kehidupan nyamuk.

Lavitrap atau perangkap larva adalah perindukan nyamuk buatan yang berfungsi menjadi tempat nyamuk Aedes bertelur. Setelah telur berkembang menjadi larva, kemudian larva bergerak ke dasar dan terperangkap di bawah kasa sehingga larva tersebut tidak berkembang menjadi nyamuk dewasa, kalaupun menjadi nyamuk tidak akan bisa terbang lagi sehingga mati dengan sendirinya. Pemasangan Lavitrap ini merupakan salah satu cara memutus mata rantai kehidupan nyamuk.