:
Oleh Juliyah, Kamis, 11 Agustus 2016 | 00:42 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 995
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kesehatan menyebutkan, pada periode 730 hari setelah kelahiran atau dua tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan periode sensitif yang menentukan kualitas hidup di masa yang akan datang.
Pada periode ini pemberian ASI menjadi salah satu fondasi utama seorang anak agar tumbuh menjadi manusia Indonesia yang sehat, cerdas dan produktif.
Di masa awal kehidupan seorang anak terdapat istilah periode 1000 hari pertama dalam kehidupan yang terdiri dari 270 periode hari di dalam kandungan dan 730 hari periode setelah kelahiran. Jika kekurangan gizi akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi.
Sesuai Data Global Nutrition Report 2016 disimpulkan bahwa gizi baik merupakan sentral dari pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan berarti pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Dalam hal ini pemerintah bertanggung jawab dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI dalam hal pengaruhnya terhadap kesehatan dan peningkatan status gizi.
PAS merupakan momentum yang tepat untuk melakukan gerakan pemberdayaan masyarakat dalam mencapai Indonesia Sehat, kata Dirjen Kesehatan Masyarakat Anung Sugihantono membacakan sambutan Menkes dalam Puncak Pekan ASI (PAS) Nasional di Kemenkes, Jakarta Rabu (10/8).
Disampaikan, Peningkatan cakupan Pemberian ASI Eksklusif bayi usia kurang dari 6 bulan merupakan salah satu intervensi gizi spesifik yang secara ilmiah sudah terbukti berkorelasi dengan penurunan angka stunting. Hal tersebut diperkuat dengan diluncurkannya Lancet Breasfeeding Series 2016 pada akhir Januari lalu di Washington DC yang memuat pencapaian cakupan pemberian ASI di tingkat global serta keuntungan pemberian ASI baik untuk ibu maupun bayinya.
Diketahui bahwa hampir 50 persen kejadian diare dan 60 persen infeksi saluran pernafasan pada anak-anak dapat dicegah dengan meningkatkan cakupan ASI Eksklusif. “Anak-anak yang mendapatkan ASI Eksklusif cenderung memiliki intelegensia yang lebih tinggi dan memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat. Begitu juga dengan ibu yang memberikan ASI memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena kanker payudara dan kanker rahim," ujarnya.
Pemberian ASI sendiri masih menghadapi banyak tantangan, baik dalam keluarga maupun dari luar. Untuk itu, semua pihak harus bersama-sama menjaga agar ibu mempunyai kesempatan untuk menyusui bayinya dan cakupan Pemberian ASI akan meningkat, terutamanya sampai dengan usia 2 tahun, sesuai dengan slogan Pekan ASI tahun ini Ayo Dukung Ibu Menyusui.
Karena itu, menjadi kewajiban semua pihak untuk menyiapkan anak sejak dini agar menjadi anak yang sehat dan cerdas serta memiliki karakter yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. "Kita harus memberikan lingkungan kondusif agar anak bisa tumbuh dan berkembang optimal," ungkapnya.