Rokok dan Alkohol Picu Tingginya Kanker Kepala dan Leher

:


Oleh Juliyah, Sabtu, 30 Juli 2016 | 23:29 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 833


Jakarta, InfoPublik - Kanker kepala dan leher, banyak terjadi pada negara dengan konsumsi rokok tertinggi seperti di Indonesia. Gejala penyakit ini sulit dikenali sehingga penderitanya datang berobat ketika sudah stadium lanjut.

Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Lily Sulistyowati mengatakan, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan kanker kepala dan leher diantaranya konsumsi alkohol dan rokok.‎"Gejalanya muncul berupa benjolan, di sekitar organ kepala dan leher, seperti sumbatan napas, perubahan suara, sariawan yang tidak kunjung sembuh dan perdarahan," katanya dalam seminar Peduli Kanker Kepala dan Leher di gedung J Leimena Kemenkes Jakarta, dan ditulis Sabtu (30/7).

Menurutnya, rokok dan alkohol sama efek buruknya bagi kesehatan dan berkontribusi besar menimbulkan kanker, dengan berhenti mengkonsumsi dua hal ini maka risiko kanker dapat berkurang. "Yang paling penting berhenti merokok, jadi agen perubahan, mereka yang sudah berhenti rata-rata juga merasa lebih baik, nyaman, napasnya ga berat jadi akan sangat lebih sehat, biasakan berperilaku hidup sehat, bijak memilih makanan, konsumsi buah dan sayur," ujarnya.

Ia mencontohkan, di negara maju kesadaran masyarakatnya sudah tinggi, contohnya remaja di Milan dan Italia, tidak akan merokok di sembarang tempat. "Mereka kalau mau merokok di luar mindsetnya begitu, kita (Indonesia)  mengarah ke sana, pemerintah tidak bisa sendirian harus bekerjasama dengan stakeholder yang lain," ungkapnya.

Disebutkan, ‎sekitar 70 persen penderita kanker kepala dan leher datang dalam keadaan lanjut, sehingga pengobatan akan semakin komplek dan membutuhkan biaya besar. Padahal jika ditemukan dalam stadium dini angka keberhasilan pengobatan bisa mencapai 80 persen. "Masalahnya karena seringkali tidak tertangkap, karena seperti sariawan biasa namun tidak kunjung sembuh juga mimisan," kata Ketua Perhimpunan Spesialis Onkologi Kepala Leher Indonesia,  Sonar Panigoro. 

Menurutnya, agar terhindar dari Kanker kepala leher yang terpenting adalah pencegahan primer dengan berhenti merokok dan alkohol, rajin olah raga/aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup dan kelola stress. "Saya khawatir dengan masalah rokok, risikonya ini 10 kali lipat, kalau rokok ditambah alkohol, risikonya bisa 100 kali lipat," ujarnya.

Selain itu, untuk pencegahan sekunder lakukan deteksi dini dengan memeriksa kepala leher sendiri. "Kalau ada yang tidak biasa, misalnya sariawan dua minggu enggak sembuh harus segera ke dokter," ujarnya.