BPJS Kesehatan Raih Rekor Muri Pemeriksaan IVA dan Papsmear Seluruh Indonesia

:


Oleh Juliyah, Jumat, 29 Juli 2016 | 16:24 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 850


Jakarta, InfoPublik - BPJS Kesehatan bekerjasama dengan Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja yang dipimpin Ibu Iriana Joko Widodo, Kementerian Kesehatan dan BKKBN melaksanakan kegiatan Pencanangan Gerakan Promotif Preventif dengan Pemeriksaan IVA dan Papsmear secara serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia, Jumat (29/7).

Pencanangan tersebut dilakukan di 1.558 titik pelayanan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)  dan Papsmear, dengan total target peserta sebanyak 27.000 untuk pemeriksaan IVA dan 10.275 untuk pemeriksaan Papsmear. 

Kegiatan tersebut juga tercatat dalam Rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Penyelenggaraan Program Pemeriksaan IVA dan Papsmear Terbanyak serentak di Indonesia.
Di Jakarta, pencanangan dan penyerahan rekor Muri berlangsung di kantor Walikota Jakarta Utara, Jumat (29/7) oleh Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan Mira Anggraini.

Kegiatan pemeriksaan IVA dan Papsmear ini dilaksanakan untuk mengetahui ataupun mendeteksi adanya kanker leher rahim/kanker mulut rahim. "Jenis kanker ini sering terjadi pada wanita dan juga penyebab kematian nomor satu dari jenis kanker yang menyerang wanita," katanya. 

BPJS Kesehatan menyebutkan, jumlah kasus kanker serviks (terhitung Januari – Juni 2016) di tingkat pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan mencapai 45.006 kasus dengan total biaya sekitar Rp33,4 miliar, sementara di tingkat rawat inap ada 9.381 kasus dengan total biaya sekitar Rp51,3 miliar.

Deteksi dini kanker serviks masuk dalam skema pembiayaan program JKN-KIS, sehingga peserta JKN-KIS yang ingin melakukan deteksi dini kanker serviks tidak perlu lagi mengeluarkan uang. Kanker serviks tidak menimbulkan gejala dan sulit terdeteksi pada stadium awal, oleh karena itu sebaiknya lakukan skrining kesehatan melalui layanan kesehatan deteksi dini yang disediakan BPJS Kesehatan.

Kanker serviks, umumnya baru terdeteksi ketika sudah stadium lanjut, di mana proses pengobatan yang harus dilakukan menjadi lebih sulit dan biaya pengobatannya pun menjadi lebih mahal. Namun dibandingkan dengan jenis kanker lainnya, kanker serviks sebetulnya paling mudah dicegah dan dideteksi. Caranya dengan melakukan deteksi dini dan pemberian vaksinasi.

Untuk mengantisipasi terjadinya kanker serviks, peserta JKN-KIS dapat memeriksakan diri terhadap resiko penyakit kanker leher rahim ini di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atau sarana penunjang lain yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Sampai dengan tahun 2016 (Januari - Juni 2016) deteksi dini yang dilakukan BPJS Kesehatan dengan metode IVA telah berhasil menjangkau 21.146 peserta, sementara Pap smear berhasil menjangkau 37.256 peserta.

"Tantangannya, cukup banyak masyarakat yang enggan atau takut untuk melakukan pemeriksaan IVA atau Papsmear ini. Disinilah bagaimana peran FKTP untuk mengajak peserta JKN-KIS, agar melakukan pemeriksaan ini. Melalui kegiatan pencanangan ini, kami harapkan kesadaran peserta JKN-KIS untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker leher Rahim semakin meningkat,” ujarnya.