PP Muhammadiyah Percaya Muhadjir Effendy Mampu Jabat Mendikbud

:


Oleh H. A. Azwar, Rabu, 27 Juli 2016 | 17:09 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K


Jakarta, InfoPublik - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan, tugas seorang kader Muhammadiyah Muhadjir Effendy yang mengemban jabatan baru sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menggantikan Anies Baswedan tidaklah ringan.

Tugas baru tersebut tentu tidaklah ringan. Tetapi, Insya Allah tugas tersebut dapat ditunaikan dengan baik, kata Haedar di Jakarta, Rabu Rabu (27/7).

Haedar percaya dengan kemampuan Muhadjir untuk menjaga dan menjalankan amanah sebagai Mendikbud dengan baik, tulus dan bersungguh-sungguh dengan tetap rendah hati serta penuh pengkhidmatan sebagaimana menjadi pembawaannya selama ini.

Tugas mencerdaskan kehidupan bangsa selama ini melekat dengan denyut nadi pergerakan Muhammadiyah tempat Muhadjir menjadi bagian di dalamnya. Dia adalah sosok profesional dan pendidik yang gigih dan mengusung spirit “Dari Muhammadiyah untuk bangsa,” terang Haedar.

Karena itu, lanjut Haedar, tugas Mendikbud tersebut selaras dengan misi Muhammadiyah yang antara lain memajukan dunia pendidikan sebagai strategi kebudayaan dan membangun peradaban Indonesia berkemajuan.

Muhadjir adalah Ketua PP Muhammadiyah dan selama ini menggeluti dunia pendidikan yang cukup intens, sehingga Insya Allah dapat menunaikan tugas berat tersebut dengan baik, ujarnya

Menurut Haedar, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla atas amanah yang diberikan kepada Muhadjir Effendy sebagai Mendikbud.

Muhadjir yang kini menjabat sebagai Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bidang pendidikan, dikenal juga sebagai pakar militer. Selain kerap menulis buku tentang militer, Muhadjir juga menulis disertasi tentang militer.

Di bawah Muhadjir, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadi kampus swasta terkemuka dan terbaik nomor satu di Jawa Timur berkat penghargaan Anugerah Kampus Unggul (AKU) selama delapan tahun beruntun versi Kopertis VII.

Muhadjir, pernah menempuh pendidikan singkat di National Defence University, Washington, merupakan rektor ke-2 UMM yang diangkat menjadi menteri. Dia mengikuti jejak Malik Fadjar yang sempat menjadi menteri agama dan menteri pendidikan nasional.

Muhadjir merupakan representasi tokoh Muhammadiyah yang selama ini dikesampingkan Presiden Jokowi dalam Kabinet Kerja. Meski Anies Baswedan dan Menkes Nila F Moelok juga disebut merupakan kader Muhammadiyah, namun keduanya mewakili kalangan profesional.

Seperti telah diketahui bahwa, Presiden Joko Widodo secara resmi melantik sejumlah menteri Kabinet Kerja yang baru saja diumumkan olehnya siang tadi. Pelantikan tersebut digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu 27 Juli 2016 sekitar pukul 13.30 WIB.

Pelantikan sejumlah menteri Kabinet Kerja tersebut dilaksanakan berdasarkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83/P Tahun 2016 tentang Penggantian Beberapa Menteri Negara Kabinet Kerja Periode 2014-2019.

Sekitar satu setengah jam sebelum pelantikan, Presiden Joko Widodo mengumumkan kepada publik mengenai penyegaran Kabinet Kerja. Dalam keterangannya, dirinya menekankan perombakan kabinet yang dilakukannya dimaksudkan sebagai upaya penguatan kinerja pemerintahan.

Semangat perombakan kabinet kerja ini adalah penguatan kinerja pemerintahan. Kabinet yang bekerja cepat dalam tim yang solid dan kompak, kabinet yang bekerja untuk rakyat memberikan manfaat yang nyata dan dirasakan oleh rakyat, kata Presiden.

Bersamaan dengan pelantikan sejumlah menteri Kabinet Kerja, Presiden Joko Widodo juga melantik Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal yang baru dengan mendasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2016 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Adapun nama-nama menteri dan kepala lembaga negara yang diangkat dalam pelantikan tersebut ialah:

  1. Luhut Binsar Panjaitan sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman.
  2. Bambang Brodjonegoro sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan dan Kepala Bappenas.
  3. Sofyan Djalil sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang.
  4. Thomas Trikasih Lembong sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.
  5. Wiranto sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan.
  6. Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.
  7. Eko Putro Sanjoyo sebagai Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
  8. Budi Karya Sumadi sebagai Menteri Perhubungan.
  9. Muhajir Efendi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
  10. Enggartiasto Lukita sebagai Menteri Perdagangan.
  11. Airlangga Hartarto sebagai Menteri Perindustrian.
  12. Archandra Tahar sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
  13. Asman Abnur sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Sejumlah menteri Kabinet Kerja dan pejabat tinggi negara hadir dalam pelantikan tersebut. Tampak hadir Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Tito Karnavian, Ketua DPR Ade Komarudin, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang dan Hidayat Nur Wahid, Kepala BIN Sutiyoso, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama, Ketua Partai NasDem Surya Paloh, serta sejumlah pejabat tinggi lainnya.

Acara pelantikan tersebut ditutup dengan pemberian ucapan selamat kepada keduanya. Ucapan selamat pertama kali diberikan oleh Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo kemudian diikuti oleh para pejabat yang hadir dalam ruangan pelantikan.