Kepala BPPT : Konsumsi Beras Per Kapita Indonesia Tertinggi di Dunia

:


Oleh G. Suranto, Sabtu, 23 Juli 2016 | 14:55 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 7K


Jakarta, InfoPublik - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto mengatakan, konsumsi beras per kapita Indonesia termasuk tertinggi di dunia, jika di bandingkan dengan China, Jepang dan Malaysia.

Konsumsi beras Indonesia 124 kg per kapita pertahun, China 60 kg, Jepang 50 kg, Korea 40 kg, Thailand dan Malaysia 80 kg. “Selain penduduk yang banyak, hampir setiap orang Indonesia mengkonsumsi beras,” kata Unggul pada acara jumpa pers Pre Launch Kongres Teknologi Nasional 2016 di Gedung BPPT, Jakarta, Jumat (22/7).

Menurutnya, dengan konsumsi beras yang tinggi tersebut apakah cukup dengan program intensifikasi dan ekstensifikasi, apakah tidak ada solusi lain. Oleh karena itu, perlu ada diversifikasi pangan, khususnya beras.

Disebutkan, untuk menurunkan konsumsi beras, maka BPPT telah melakukan berbagai kegiatan untuk mendukung program diversifikasi tersebut melalui inovasi teknologi formulasi dan desain alat untuk pengolahan pangan berbahan baku lokal, seperti jagung, sagu, dan singkong menjadi beras analog.  

Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, Eniya Listiani Dewi, dalam kesempatan tersebut menambahkan, BPPT telah melakukan berbagai upaya menurunkan konsumsi beras di Indonesia, dan telah menghasilkan produk-produk teknologi dari bahan pangan lokal dari sagu, jagung, dan singkong menjadi beras analog. “Dari sisi kesehatan beras analog juga sangat cocok untuk penderita diabetes,” ucapnya.

Dirinya memprediksi, hingga tahun 2040, konsumsi beras di Indonesia bisa turun sekitar  50 kg per kapita. “Perhitungan kita itu di tahun 2045 bisa turun 55 kg per kapita pertahun,” paparnya.

Selain beras analog, BPPT juga telah mengembangkan pangan sumber protein, seperti ikan nila unggul, seperti ikan salina atau yang disebut ikan maharsi.

Ke depan, BPPT ingin mengembangkan teknologi yang bisa mendorong menurunkan konsumsi terigu, dan BPPT juga ingin memberikan kontribusi untuk membuat bakteri yang bisa mengembangkan roti dari bahan tepung jagung.