Satgas Verifikasi Data Anak Yang Mendapat Vaksin Palsu

:


Oleh Juliyah, Minggu, 17 Juli 2016 | 13:42 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 257


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kesehatan menyampaikan, bahwa vaksin ulang akan dilakukan setelah data anak-anak yang terpapar vaksin palsu terverifikasi.  Saat ini Satgas mulai disiapkan untuk melayani para orang tua korban vaksin palsu.

Satgas akan melakukan verifikasi ke fasilitas kesehatan untuk mendata penerima vaksin palsu.‎ Proses vaksinasi ulang akan dilakukan setelah adanya pendataan dan pemeriksaan kesehatan, Nama, jenis vaksin, kapan dimana mendapatkan vaksin. Selain pendataan nama pasien juga  akan diadakan audit pelayanan kefarmasian.

"Orangtua yang Anak-anaknya terpapar vaksin palsu akan dihubungi," kata Dirjen Kefarmasian dan Alkes Kemenkes, Maura Linda Sitanggang di Jakarta, Sabtu (16/7).

Masyarakat yang memerlukan pemeriksaan terlebih dahulu kepada anak dapat menghubungi Halo Kemkes 1500-567 dengan menyebutkan nama, tanggal lahir dan nama faskes tempat melakukan vaksin.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan, Dampak vaksin palsu ada pada efektivitas, karena isinya tidak sesuai, maka vaksin tidak memberikan kekebalan pada tubuh. "Akan dilakukan update pendataan dari hasil yang diungkap Bareskrim, kami telusuri kesana  data statusnya,  apa isi vaksinnya," katanya.

Ia menjelaskan, vaksin imunisasi wajib di fasilitas kesehatan milik pemerintah 99 persen dikeluarkan oleh PT Bio Farma dan dijamin keasliannya. "Di RS pemerintah hingga ke puskesmas dan Posyandu delapan vaksin yang wajib program pemerintah diambil dari Bio Farma, Tak hanya di Indonesia vaksin Bio Farma juga digunakan di 130 negara yang berarti pengakuan kualitas dari vaksin sudah diakui karena baik," kata Menkes. 

‎Sementara pada saat terjadi kelangkaan vaksin tertentu di RS swasta, mereka memilih mengambil impor, padahal Kemenkes sudah mengimbau untuk membeli vaksin bio Farma.

Peluang ini yang dipakai oleh pembuat vaksin palsu yang kemudian diketahui bareskrim, karena vaksin palsu dijual dengan harga yang lebih rendah.‎

"Inilah yang setelah diselidiki akhirnya ditemukan empat produsen penjual vaksin palsu yang kemudian ditelusuri dan didapati 14 RS dan 8 klinik perorangan yang memakai vaksin palsu dari distributor tidak terdaftar/tidak resmi," ujarnya.