1 Syawal 1437 Hijriah Pada Rabu 6 Juli 2016

:


Oleh H. A. Azwar, Senin, 4 Juli 2016 | 21:38 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 7K


Jakarta, InfoPublik - Setelah melaksanakan sidang isbat tertutup di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) pada Senin (4/7), pemerintah menetapkan 1 Syawal 1437 Hijriah jatuh pada hari Rabu tanggal 6 Juli 2016.

Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin memaparkan, sebelum sidang isbat yang dimulai pada Senin sore, peserta rapat secara bersama-sama mendengar paparan dari Cecep Nurwandaya anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama dari Planetrium Jakarta yang menjelaskan dan memaparkan posisi hilal untuk menentukan berada pada posisi berapa hilal dilihat dari seluruh wilayah Indonesia.

Hasil paparan tersebut menurut Lukman, bahwa berdasarkan hitungan hisab, posisi hilal pada tanggal 29 Ramadhan ini berada di bawah ufuk, persisnya adalah berkisar minus 2 derajat 45 menit dan minus 0 derajat 49 menit. Jadi, dari seluruh wilayah tanah air dari barat sampai timur, maka posisi hilal berada di bawah ufuk (minus).

Dari hasil informasi hitungan hisab ini, kemudian dalam sidang isbat dikonfirmasi dengan mendengar laporan dari semua titik yang ada di semua provinsi yang ada di Indonesia, dimana tidak kurang dari 90 titik tempat di mana para petugas Kementerian Agama di bawah sumpah melakukan rukyah yang telah dilaporkan Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah pada Kementerian Agama Muhammad Thamrin, bahwa seluruh provinsi selain Sumatera Barat dan Aceh (karena posisinya berada di barat-red) tidak ada satu pun yang melihat Hilal.

Jadi, Lukman mengatakan, dengan mengkofirmasi apa yang tadi dipaparkan berdasarkan hitungan hisab, dengan demikian, karena tidak ada satu pun yang melihat hilal dan karena posisi nya memang di bawah ufuk maka sebagaimana lazimnya, sebagaimana ketentuannya, maka bulan Ramadhan yang kita jalani sekarang ini disempurnakan atau digenapkan jadi 30 hari.

"Dengan demikian besok, hari Selasa (5/7) kita masih berpuasa karena Ramadhan ini menjadi 30 hari atau 30 Ramadhan, sehingga 1 Syawal itu jatuh pada Lusa Hari Rabu, 6 Juli 2016," kata Lukman.

Ditambahkannya, inilah yang disepakati bersama oleh seluruh peserta sidang isbat yang dihadiri oleh seluruh Ketua ormas-ormas Islam juga seluruh Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, para Duta Besar Perwakilan Negara-negara sahabat juga anggota DPR dan seluruh tamu undangan. “Dengan demikian kita bersepakat bahwa tahun 2016 ini, 1 Syawal sekali lagi jatuh pada Hari Rabu Tanggal 6 juli 2016,” kata Lukman.

Sementara itu, Ketua Komisi VIII Ali Taher, mengapresiasi penetapan awal Syawal tersebut. “Penetapan awal Ramadhan bersama-sama, awal Syawal juga bersama-sama, maka ini merupakan sebuah kebarokahan, sebuah kenikmatan, sebuah kemuliaan yang diberikan kepada bangsa Indonesia khususnya umat Islam,” kata Ali.

Oleh karena itu, menurut Ali, momentum kali ini dalam rangka membangun ukhuwah Islamiyah, membangun silaturahim bersama-sama sekaligus juga kalau bisa pada saatnya nanti adalah membangun kebersamaan, juga kelender bersama-sama.

Insya Allah potensi ini terus menerus kita lakukan, maka DPR terus mendorong Kementerian Agama maupun instansi yang terkait sekaligus memperhatikan mempertimbangkan sekaligus juga menguatkan kelembagaannya juga memberikan rasa nyaman kepada umat Islam untuk menjalankan ibadah, ujar Ali.

Senada dengan Ketua Komisi VIII DPR RI, Ketua MUI KH. Ma’ruf Amin juga mengajak umat Islam untuk menjadikan momentum Idul Fitri yang dirayakan bersama tanggal 6 Juli 2016 nanti untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah di antara umat.

"Boleh saja kita berbeda dalam hal yang bersifat furuiyyah dan khilafiyah, tapi dalam hal yang sangat strategis hendaknya kita bisa bersatu," kata Ma’ruf.

Untuk itu, Ma’ruf mengajak semua elemen untuk bersatu. “Oleh karena itu, marilah kita satukan kerangka berfikir kita, kita satukan juga pernyataan-pernyataan kita, kita satukan juga harakah atau gerakan kita, Insya Allah umat Islam ke depan sebagai unsur utama di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara akan menjadi kekuatan yang dapat menyatukan  seluruh bangsa Indonesia ke depan,” ajak Ma’ruf.

Pengumuman hasil sidang isbat dilakukan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin didampingi Ketua MUI KH Makruf Amin, Ketua Komisi VIII DPR RI dan sejumlah pejabat Kementerian Agama.