:
Oleh Juliyah, Rabu, 25 Mei 2016 | 20:21 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 617
Jakarta, InfoPublik - Puasa merupakan ibadah utama dari rangkaian Ibadah Ramadhan. Berbagai pertanyaan timbul dari pasien yang mempunyai masalah dengan lambung dan ingin melaksanakan ibadah puasa.
Pertanyaan tersebut diantaranya, apakah puasa akan memperberat sakit maag? Apakah orang sakit maag boleh berpuasa? Apakah orang sehat dengan berpuasa akan menjadi sakit maag?
Berikut ini penjelasan Ari Fahrial Syam praktisi Kesehatan, yang juga Wakil Ketua I PB PAPDI. "Tentu kalau seseorang sedang mengalami sakit maag yang akut sedang mual dan muntah bahkan muntah darah atau buang air besar hitam mereka jelas tidak boleh berpuasa," katanya di Jakarta, Rabu (25/5).
Ia menjelaskan, secara umum sakit maag dengan istilah medis yang sering digunakan Dispepsia dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu sakit maag fungsional dan sakit maag organik.
Menurutnya, pembagian ini harus dipastikan setelah dilakukan peneropongan dengan alat yang disebut endoskopi. Dispepsia fungsional terjadi apabila pada pemeriksaan lebih lanjut dengan endoskopi (teropong saluran pencernaan atas) tidak didapatkan kelainan secara anatomi.
Adapun dispepsia organik adalah secara pemeriksaan lebih lanjut dengan endoskopi didapatkan kelainan secara anatomi, misalnya luka dalam atau luka lecet pada kerongkongan, lambung atau usus dua belas jari, polip pada kerongkongan, lambung atau usus dua belas jari serta kanker pada organ pencernaan tersebut.
"Pada saat berpuasa, terutama setelah 6-8 jam perut kosong akan terjadi peningkatan asam lambung yang dapat menyebabkan gejala sakit maag. Keadaan ini biasanya berlangsung hanya pada 1 pekan puasa pertama dan gejala ini Insya Allah tidak dirasakan lagi pada minggu-minggu berikutnya," jelasnya.
Pada orang yang memang terdapat kelainan organik, puasa akan memperberat kondisi sakit lambungnya jika tidak diobati dengan tepat. Namun, jika sakit lambungnya diobati, mereka yang mempunyai sakit lambung tadi dapat melakukan ibadah puasa seperti orang normal umumnya.
"Karena itu, saya sampaikan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat bagi para penderita sakit maag untuk pergi ke dokter mengevaluasi apakah sakit maag yang diderita, termasuk yang mempunyai kelainan organik atau fungsional. Dengan begitu, pada saat puasa di bulan Ramadhan nanti sudah siap lahir batin untuk melaksanakan ibadah puasa," ungkapnya.
Bisakah Berpuasa? Pada penderita dengan gangguan dispepsia, terutama jika dispepsia sudah berlangsung kronis dan sudah berbagai macam obat diberikan, tetapi dengan hasil belum memuaskan, perlu dipertimbangkan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan pemeriksaan teropong (endoskopi) saluran cerna bagian atas.
Melalui pemeriksaan ini dapat diketahui secara struktur kelainan yang didapat. Pada umumnya, penderita sakit maag dapat berpuasa terutama jika sakit maagnya hanya gangguan fungsional.
Adapun pada kelainan organik khususnya pada penderita tukak atau luka yang dalam dan cenderung terjadi perdarahan atau kanker lambung yang juga selalu berdarah tidak dapat melaksanakan puasa.
Untuk penderita tukak, baik di usus dua belas jari maupun di lambung selama pengobatan dapat melaksanakan ibadah puasa. Hasil penelitian di RSCM membuktikan bahwa pada pasien yang sudah mempunyai sakit maag yang kronis perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terlebih dahulu, sebelum melaksanakan ibadah puasa.
"Apabila sakit maagnya bisa diobati terlebih dahulu atau melaksanakan puasa dengan tetap minum obat sehingga akibat yang tidak diharapkan tidak terjadi," imbaunya.