:
Oleh Astra Desita, Rabu, 25 Mei 2016 | 07:13 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 789
Jakarta, InfoPublik - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Hilmar Farid, meminta kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) untuk memfasilitasi layanan pesan singkat atau SMS kepada masyarakat untuk museum di seluruh Indonesia.
"Jadi nantinya kalau saya tiba di bandara di suatu daerah atau kabupaten saya akan menerima layanan sms tentang permuseuman di daerah tersebut dan produk-produknya. Tidak seperti saat ini kalau kita melewati mal atau rumah makan, tiba-tiba ada sms yang masuk yang menawarkan iklan tentang ayam kremes lah, ayam goreng," tutur Hilmar Farid pada jumpa pers Pertemuan Nasional Museum se-Indonesia di Gedung Kemdikbud Jakarta, Selasa (24/5).
Menurut Hilmar, dengan adanya layanan sms untuk museum nantinya akan banyak masyarakat yang akan berkunjung ke museum, karena masyarakat akan menerima sms dalam iklan tersebut akan ditampilkan produk-produk museum, sehingga akan membuat masyarakat tergugah untuk mengunjungi museum dan diharapkan dengan adanya layanan sms jumlah pengunjung museum akan meningkat dengan signifikan dibandingkan saat ini.
Sementara itu Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana, ketika ditanyakan tentang hilangnya empat benda yang hilang di museum nasional, yang terkenal dengan nama Museum Gajah itu terdiri dari lempeng emas naga mendekam berenskipsi sepanjang 5,6 cm, lempeng emas bulan sabit beraksara sepanjang 8 cm-lebar 5,5 cm, wadah bertutup cepuk berdiameter 6,5 cm-tinggi 6,5 cm, serta lempeng emas harihara panjang 10,5 cm-lebar 5,5 cm yang dibuat pada akhir abad ke-11 yang hingga saat ini belum ketahuan rimbanya mengatakan kasus ini termasuk korupsi terbesar di Indonesia.
Mengapa saya sebut kasus terbesar, karena hilangnya benda bersejarah tersebut nilainya tak terhingga, dan saya mengusulkan kepada bapak Dirjen Hilmar, agar ada sanksi yang tegas kepada kepala museum yang akan datang apabila melakukan kesalahan pencurian kasus seperti ini.
"Bila kasus artefak yang hilang ini didiamkan maka akan banyak kasus-kasus seperti ini akan terulang kembali apabila tidak ada tindakan tegas," pungkasnya.