:
Oleh Juliyah, Rabu, 27 April 2016 | 06:08 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 400
Jakarta, InfoPublik - Hepatitis virus kini masuk dalam salah satu indikator Sustainable Development Goals (SDGs) hal itu karena Hepatitis virus memiliki beban penyakit yang besar di dunia.
Dalam pertemuan on Action Developing The Regional Plan For Hepatitis yang diprakarsai WHO, dibahas strategi dunia, khususnya kawasan Asia Tenggara dalam menghadapi penyebaran Hepatitis.
"Hepatitis virus memiliki beban penyakit yang besar di dunia, lebih besar dibandingkan dengan penyakit menular utama lainnya, seperti HIV, TBC dan Malaria. Dalam SDGs goal 3 target 3.3 disebutkan pada tahun 2030 berakhirnya epidemi AIDS, Tuberkulosis, Malaria dan penyakit tropis terabaikan, memerangi hepatitis, juga penyakit menular lainnya," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Mohamad Subuh pada pembukaan Workshop on Action Developing The Regional Plan For Hepatitis di Jakarta, Selasa (26/4).
Pertemuan yang diprakarsai oleh WHO ini dihadiri perwakilan WHO Geneva dan WHO SEARO, WHO Representative to Indonesia, Dr Jihane Tawilah, serta para peserta yang berasal dari 11 negara di South East Asia Region (SEAR), yaitu Bangladesh, Bhutan, the Democratic People’s Republic of Korea, India, Maldives, Myanmar, Nepal, Srilanka, Thailand, Timor Leste dan Indonesia.
"Mengingat besarnya beban masalah Hepatitis di kawasan Asia Tenggara, guna mengatasi Hepatitis sebagai masalah kesehatan masyarakat dibutuhkan tidak hanya kerangka nasional, namun juga kerangka regional sebagai dukungan dalam implementasi bagi negara-negara anggota di kawasan ini dalam memerangi Hepatitis," ujarnya.
Berbagai pengalaman berharga menghadapi masalah Hepatitis dari berbagai negara didiskusikan oleh para ahli, juga membahas Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian Hepatitis Tingkat Regional dan tingkat negara.
Indonesia memprakarsai terbitnya dua resolusi World Health Assembly (WHA), yaitu Resolusi 63.18 (tahun 2010) dan Resolusi 67.6 (tahun 2014). Kedua resolusi tersebut menyerukan bahwa Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Karena itu menurutnya, setiap negara diharapkan mengembangkan dan menerapkan strategi nasional pengendalian Hepatitis secara multisektoral, terkoordinasi untuk mencegah, mendiagnosis dan mengobati hepatitis virus, sesuai dengan situasi epidemi suatu wilayah.