:
Oleh Juliyah, Minggu, 31 Januari 2016 | 10:15 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 238
"Pernah ada satu laporan di Jambi namun tidak terkonfirmasi dengan jelas, dan hingga kini tidak ada laporan hasil konfirmasi virus Zika dari laboratorium Balitbangkes maupun Lab Lembaga Biomolekuler Eijkman," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Oscar Primadi dalam keterangan yang ditulis Minggu (31/1).
Meski demikian Kementerian Kesehatan mengimbau agar masyarakat turut aktif melakukan pencegahan kemungkinan tertularnya virus Zika dengan menghindari gigitan nyamuk Aides Aegypty vektor yang sama penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue.
Pencegahan penularan virus ini dapat dilakukan dengan menghindari kontak dengan nyamuk, melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus yaitu menguras dan menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan atau melakukan daur ulang barang bekas, ditambah dengan melakukan kegiatan pencegahan lain seperti menabur bubuk larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.
Selain itu perlu melakukan pengawasan jentik dengan melibatkan peran aktif masyarakat melalui Gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik), meningkatkan daya tahan tubuh melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti diet seimbang, dan melakukan aktifitas fisik secara rutin.
Pada wanita hamil atau berencana hamil harus melakukan perlindungan ekstra terhadap gigitan nyamuk untuk mencegah infeksi virus Zika selama kehamilan, misalnya dengan memakai baju yang menutup sebagian besar permukaan kulit, berwarna cerah, menghindari pemakaian wewangian yang dapat menarik perhatian nyamuk seperti parfum dan deodoran.
Virus Zika mulai terdeteksi April 2015 di Brazil dan menyebar dengan cepat ke 18 negara bagian di Amerika Serikat. Virus ini dilaporkan menyebabkan bayi lahir dengan kondisi bentuk kepala kecil dan otak tidak bisa berkembang baik.